Mohon tunggu...
Yuma Setiawan
Yuma Setiawan Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa :P

Selanjutnya

Tutup

Money

Pantes Jokowi Stress Soal Pajak

2 April 2016   10:45 Diperbarui: 2 April 2016   15:10 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pantes si Jokowi stress soal pajak rakyat.. (statistik financial year 2015 kemaren:)
 - penduduk Indonesia 250 juta orang..
 - usia produktif 157 juta orang..
 - yang bayar pajak cuma.. 900 ribu orang (sedih dan ketawa bersamaan)
 - yang terkumpul total pajak perorangan cuma: Rp 9 triliun (padahal targetnya Rp 1,061 triliun)

Bandingkan dengan Australia..
 - penduduk australia 22.5 juta orang
 - usia produktif 15 juta orang
 - yang bayar pajak 12.8 juta orang
 - yang terkumpul cuma dari pajak perorangan: A$176 billion (Rp 1,760 triliun)
 (dengan rata2 tiap taun pajak perorangan pada kelebihan bayar sampai A$600 juta+ = Rp 6 triliun+, dan hebatnya uang kelebihan bayar pajak ini tidak dipakai, disimpan agar jika orang2 yg kelebihan bayar pajak ini tiba2 ingin duitnya balik, dibalikin.)

Ngeliat statistik gini gimana ga puyeng ya presiden.. dirjen pajak yang terakhir aja mundur krn stress "target pajak tidak realistis" katanya.

----

Menurut saya pribadi, anggap pajak rakyat dan pemerintah itu seperti hubungan suami istri, anggap suami yang kerja, istri di rumah saja ngurus anak dan rumah. Nah suami mana mau ngasih duit ke istrinya kalo ujung2nya duitnya dipake istri buat selingkuh, korupsi, rumah ga beres...

Pajak dan pemerintah itu 2 arah. Ga ada rakyat mau bayar pajak tp jalan masih bolong2, bayar pajak buat gaji pejabat negara tp pada tidur bolos dan korupsi, bayar pajak buat gaji polisi tp liat polisi malah takut bukannya merasa tenang dan terlindungi, dll, dll.

Betulin negara dulu, pajak akan datang dengan sendirinya. Jangan dipaksa, makin dipaksa makin kabur. Pakai ibarat tadi, kalau istri dirumah melakukan pekerjaan di rumah dengan bagus, suami pasti akan senang memberi nafkah bahkan memberi lebih sebagai hadiah. Tapi kalau istrinya uda kerjaan rumah ga bener masih terus maksa minta duit lebih, suaminya mending kabur.

----

sumber: satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun