Takjil, dalam tradisi Ramadan, tidak hanya sekadar sajian untuk memecah keringat dan haus setelah berpuasa seharian. Lebih dari sekadar santapan, takjil menjadi simbol toleransi yang melampaui perbedaan sosial, budaya, dan agama.
Salah satu takjil yang menjadi ikon Ramadan adalah tahu isi. Tahu, sebagai bahan makanan yang sederhana namun kaya protein, diisi dengan berbagai macam bahan mulai dari sayuran hingga daging. Tahu isi tidak hanya dinikmati oleh umat Muslim, tetapi juga menjadi favorit bagi banyak orang dari berbagai latar belakang.
Di balik rasa yang lezat, tahu isi mengandung pesan mendalam tentang pentingnya toleransi. Dalam sebuah tahu, berbagai bahan berkumpul, menciptakan harmoni rasa yang menggugah selera. Begitu juga dalam kehidupan, toleransi menghasilkan keharmonisan di tengah perbedaan.
Tradisi takjil seperti tahu isi menjadi momentum bagi masyarakat untuk saling berbagi dan menghargai satu sama lain. Melalui berbagi takjil, kita tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, dan toleransi.
Dalam Ramadan yang penuh berkah ini, marilah kita terus memperkokoh semangat toleransi, seperti yang terwujud dalam setiap gigitan tahu isi yang kita nikmati bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H