Mohon tunggu...
Yumna Azkia
Yumna Azkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Uin Smh Banten

Saya suka berimajinasi mari kita berimajinasi bersama!.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Syekh Ciliwulung: Waliyullah dan Pahlawan Kesultanan Banten

1 Desember 2023   22:33 Diperbarui: 1 Desember 2023   23:17 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Koleksi Pribadi

Di balik sejarah gemilang di daerah Banten, terdapat seorang ulama yang namanya tidak pernah pudar dari ingatan masyarakat setempat. Syekh Ciliwulung, seorang ulama terkemuka yang meninggalkan jejak tak terlupakan dalam sejarah Banten. Raden Arya Wiranegara, atau lebih dikenal sebagai Syekh Ciliwulung, bukan hanya seorang ulama terkemuka, tetapi juga dianggap sebagai waliyullah dan Pahlawan Kesultanan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa.

Syekh Ciliwulung lahir dengan nama Raden Arya Wiranegara, memiliki silsilah keluarga yang terhormat dan kaya. Ayahnya, Pangeran Arya Wangsakara atau Raden Kenyep, adalah seorang tokoh terkenal di Kesultanan Banten. Ibunya adalah Ratu Maimunah binti Tubagus Idham Kiayi Tanara. Raden Kenyep sendiri adalah putra dari Pangeran Arya Wiraraja bin Prabu Geusan Ulun Sumedang.

Peran Syekh Ciliwulung tidak hanya terbatas sebagai ulama terkemuka, tetapi juga sebagai waliyullah dan Senapati Kesultanan Banten. Saat Sultan Ageng Tirtayasa memimpin Kesultanan Banten, peran Syekh Ciliwulung sangat penting dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran daerah Banten. Raden Arya Wiranegara, setelah dewasa, bergabung dengan angkatan laut Kesultanan Banten dan diangkat sebagai Senapati Ciliwulung karena keberaniannya di medan perang.

Dalam konflik melawan pasukan Belanda yang mendukung pemberontakan Sultan Haji, putra mahkota Sultan Ageng Tirtayasa, Syekh Ciliwulung dan Senapati Pangeran Ingayuda berjuang gigih untuk melawan pasukan Belanda. Namun, kepahlawanannya berakhir dengan syahid ketika keduanya gugur dalam pertempuran sengit melawan pasukan Belanda pada hari sabtu tanggal 26 Haji 1093 Hijriah atau tahun 1682 Masehi di Tanara.

Foto: Koleksi Pribadi
Foto: Koleksi Pribadi

Warisan dan pengaruh Syekh Ciliwulung terus dikenang oleh masyarakat setempat. Keturunannya melanjutkan warisan keislaman dan intelektualnya, menciptakan jejak sejarah yang tak terhapuskan di Banten. Karomah beliau ini salah satunya adalah kisah Ki Astari Cakung yang selamat saat terbawa arus sungai Cidurian. Menurut keyakinan masyarakat, Ki Astari selamat karena dibantu oleh Syekh Ciliwulung. Kisah-kisah spiritual dan pengaruhnya terus dikenang oleh masyarakat di Kampung Gegunung, Desa Cakung, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tangerang, Banten.

Dengan mengenang jejak Syekh Ciliwulung, kita tidak hanya mempelajari warisan sejarah dan keislaman yang ditinggalkannya di Banten, tetapi juga menghargai peran besarnya sebagai waliyullah dan Senapati kesultanan. Jejak spiritual dan keturunannya menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah hidup yang inspiratif. Syekh Ciliwulung mengajarkan arti keberanian, kesetiaan, dan warisan yang abadi. Artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan sejarah pejuang inspiratif dari Banten, jika terdapat kesalahan dalam artikel ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya .

Semoga cerita ini tidak hanya menjadi catatan bersejarah, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang dalam menjaga dan menghormati akar budaya dan spiritualitas yang membangun negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun