Mohon tunggu...
yumi lubis
yumi lubis Mohon Tunggu... -

state university of medan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tetes Airmata Menahan Sebuah Senyuman

7 Desember 2013   20:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghias hari demi hari dengan cerita yang berwarna-warni . Adakalanya tawa tumpah kala pagi menjemput . Adakalanya pula, sedih mengemukakan pada arakan senja.tapi semuanya punya makna . Hari demi hari berlalu yang diharapkanpasti yang terbaik untuk aku. Aku percaya bahwa rencana tuhan itu lebih indahdan keikhlasan itu memiliki banyak makna pada diriku.

Pada hari itu pengumuman SNMPTN ( jalur undangan ) banyak orang menunggu hari ituterutama aku. Aku Nayla berusia 18 tahun. Aku lulusan SMA swasta. Aku mendaftar SNMPTN karena keterbatasan ekonomi kedua orangtua ku . Teman ku Dinda lulus di salah satu Universitas di Padang. Dinda SMS aku dia Tanya aku lulus di universitas mana.?

Aku belum lihat di internent din! jawab ku

Kamu check lah mana tau kamu juga lulus seperti aku.

Ya din,, makasih atas informasinya .

Ya,sama-sama.

Aku bergegas ke internet, karena saya tidak punya computer atau pun modem dirumah.Yang menghubungkan ke internet . Dengan penuh semangat aku chek di website pengumuman SNMPTN aku tidak sabar untuk menunggu hasil pengumuman itu,sulit untuk mengakses nya karena ribuan orang pun melihat kelulusan mereka. Beberapa menit kemudianaku bisa mengakses nya. Aku memasukkan semua data yang di minta pada website itu. Dengan hati yang sangat sedih dan kesal aku tidak lulus di universitas yang telah ku pilih. Dengan perasaan sedih aku pulang dengan wajah yang sangat kesal. Tapi, aku percaya mungkin tuhan punya rencana lain yang lebih baik untuk ku. Kenapa? Nayla lulus di universitas mana? Nayla gak lulus ayah, ibu maaf kan Nayla ayah, ibu udah buat kecewa. Tak apa- apa tapi Nayla harus berusahadan berdoa agar lebih baik ya sayang.? Iya ibu.

Aku berbaring di tempat tidur ku.dengan perasaan masih kesal karena aku tidak lulus. Aku Tanya semua teman aku siapa yang lulus jalur undangan itu. Karena aku ingin tau mereka lulus diuniversitas mana.

Handphone ku berdering, Safa memanggil.

Halo…ya Safa? Jawab ku

Gimana? Kamu lulus di universitas mana?

Aku gak lulus Safa, kamu lulus di universitas mana?

Aku juga gak lulus, kata Safa dengan nada pelan.

Yang sabar ya Safa,

Ya kamu juga ya?

Setelah selesai aku berbicara dengan Safa dengan via telepon aku tidur karena badan ku meriang.

Pagi yang cerah ku sambut dengan senyuman yang penuh harapan . Dengan pikiran positive , usaha dan doa yang selalu ku panjatkan kepada Allah.

Aku mencari informasi tentang pendaftaran ke berbagai universitas. Karena aku tidak putus asa untuk meraih cita – cita ku dan membahagia kedua orang tua ku. Aku sudah janji dengan Safa untuk jumpa hari ini, untuk mencari informasiitu. Safa adalah sahabat dekat ku dari SD sampai sekarang. Halo…Safa dimana sekarang? Nayla dah siap ini tinggal berangkat! Iya , Safa juga udah siap ini. Kita jumpa nya dimana? Ditempat biasa aja ya? oke!

Kebetulan aku dan Safa suka makan yang namanya bakso.” Mas Budi “ tempat kami sering makan bakso dan juga teman yang lainnya. Semua pelayannya sudah kenal sama ku dan Safa karena sering makan disitu. Aku terlebih dulu tiba di tempat “Maas Budi”. Dan aku memilih duduk di tempat paling pojok.

Mbak Nayla? kata Waiter.

Ya mas.

Kamu sendiri? Mana teman yang lainnya?

Gak mas, Nayla sama Safa. Safa nya masih OTW

Mas kira sendiri. Nayla pesan apa?

Tunggu Safa datang ya Mas?

Ya udah gak apa – apa.

Safa sampai di warung “ Mas Budi”. Safa mengendarai Mobil Xenia dengan warna hitam. Safa adalah anak semata wayang dari keluarga yang sangat kaya. Tapi Safa tidak mau masuk ke Universitas dengan cara sogok- menyogok. Dia mau dengan usaha dia sendiri untuk masuk ke Universitas yang dia inginkan. Safa tidak sombong dengan siapapun.walaupun dia kaya.

Hy Nayla! Maaf nunggu agak lama". Gak apa – apa kok.

Gimana dah lihat website tentang pendaftaran jalur undangan untuk masuk universitas negeri itu,” kata Safa .

“Aku sudah lihat Fa! Syaratnya hampir sama dengan jalur undangan kemarin”

“Oh ya? Aku belum lihat Nayla. Ntar ya biar ku check dulu”.

Safa mengeluarkan laptop nya dari tas nya untuk membuka website itu.

“ kamu aja yang searching ya Nay?”

“ aku gk ngerti. Kamu kan tau kalau aku itu gaptek,” kata Safa dengan pelan.

“Yaudah sini biar aku yang searching”

Nayla searching website tentang jalur tertulis itu dan Safa memperhatikan apa yang di kerjakan oleh ku.

Safa menatap ku dengan penuh iba, karena Safa tau tentang ekonomi kedua orangtua ku yang sangat sulit. Dan dia juga tau jika aku memiliki kemauan yang besar untuk melanjutkan kuliah ku.

”Hey Safa! Kamu kok melamun apa yang sedang kamu pikirkan, aku menggerakkan tangan ku ke depan wajah Safa”

“Hah ! aku gak melamun kok? Kata Safa dengan malu sambil menutup wajah cantik nya dengan jilbab yg dikenakannya.

“Hmhm aku lihat kamu melamun kok” kata ku.

Aku dan Safa membaca dan mencatat syarat apa yang harus dipenuhi untuk masuk SNMPTN jalur tertulis itu. Safa adalah sahabat terbaik ku yang selalu ada di saat aku sedih dan bahagia. Safa orang yang sangat dermawan kepada siapapun.

Matahari mulai terbenam di ufuk barat. Hari mulai gelap. Aku dan Safa bergegas pulang, karena aku tidak bisa meninggalkan Ayah ku lama- lama dirumah karena dia sedang sakit, ibuku juga sudah tua.

Aku diantar oleh Safa dengan mobilnya. Aku tiba dirumah, Safa mengantar ku sampai masuk kedalam rumah.

“Assalamualaikum......ibu, ayah, Nayla pulang”.

“Waalaikum salam sayang,”Kata ibu ku. Ada Safa juga ternyata , masuk sayang.

“ya bu, bagaimana keadaan bapak bu? Apakah sudah membaik dari yang kemaren?

“ belum syang, kata ibu dengan mata berkaca – kaca”.

“Yang sabar ya bu, Safa mendekat ke sebelah kiri dimna ibu ku duduk dan sambil mengelus-elus badan nya.

“Safa sudah menganggap ibu ku seperti ibunya sendiri, karena ibu Safa telah Lama meninggalkan dia untuk selamanya.

“ oh iya Fa! Kamu pulang aja ntar kamu kemalaman sampai rumah”

“ ya Nay”

“ Safa hati- hati di jalan ya sayang “kata ibu Nayla

“iya bu”

aku dan ibu ku mengantar Safa kedepan rumah,sampai dia mengendarai mobilnya . Aku dan ibuku masuk kedalam rumah.

Ayah ku memanggil-manggil namaku, Nayla, Nayla..dengan suara yang sedikit serak.

“ iya ayah” aku langsung menghampiri ayahku.

“ kamu baru pulang sayang”

“Tidak ayah, sudah 30 menit yang lalu”

“Gimana tentang jalur tertulis yang masuk Universitas negeri itu,” kata ayah sambil mengelus – elus rambutku dengan penuh kasi dan sayang.

“udah Nayla lihat informasi tentang syarat masuk perguruan tinggi negeri itu, Insya allah besok, Nayla dan Safa beli pinnya”

“ berapa biaya nya sayang?”

“Gratis ayah”. Aku tidak mau memberitahu ayahku kalau itu bayar. Karena aku tidak mau menyusahkan mereka.

Tak sadar airmata ku jatuh membasahi pipiku. Aku terharu melihat ayahku yang menginginkan aku menjadi orang yang sukses walaupun dengan keadaan nya sekarang yang sangat lemah dengan penyakit kanker yang di deritanya.

“ kenapa kamu menangis sayang?”

“ Nayla gak menangis ayah” aku memeluk ayah ku yang sedang terbaring di tempat tidur.

“ Nayla istirahat sana, besok kan Nayla mau mengurusmasuk perguruan tinggi negeri itu”

“ iya ayah”

Aku meninggalkan kamar ayah dan menuju kamar ku. Aku merebahkan badan ku di atas kasur.Dan aku memandang ke atas lemariku, aku meletakkan celenganku yang berbentuk ayam ku letak di atas itu. Aku langsung berdiri dan mengambilnya. Mungkin uang yang ada di dalam bisa bahkan masih banyak sisanya untuk membeliPin masuk perguruan tinggi negeri itu. Aku sambil mengusap-usap celenganku itu. Ini adalah tabunganku yang sudah ku tabung mulai aku kelas 1 SMA. Setidaknya tabunganku ini bisa meringankan beban kedua orang tuaku. Aku kembali istirahat di atas kasurku,ku tarik selimutku yang berwarna merah dan aku berniat dalam hati untukmelaksanakan shalat tahajjud. Aku set alarm jam 03.00 WIB.

Kring,kring, kring, suara alarm berbunyi...

Aku terbangun untuk melaksanakan shalat tahajjud. Aku mengambil air wudhu, ku laksanakan dengan penuh ikhlas danpenuh pengharapan kepada Allah.

Ya allah ku serahkan hidup dan mati ku hanya padamu, aku menadahkan tangan di sepertiga malam ini untuk memohon kepada mu dan meminta maaf atas segala dosa yang telah ku perbuat.Ya allah ,engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta serta segala isinya. Bagi –Mulah segala puji. Engkauraja penguasa langit dan bumi serta segala isinya .Bagi mulah segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi- Mulah segala puji, Engkaulah yang hak, dan janji – Muadalah benar, dan perjumpaan – Mu itu adalah hak, dan neraka adalah hak, dan surga adalah hak, kepada engkau jualah aku kembali , dan kepada- Mulah aku rindu, kepada Engkaulah aku berhukum. Ampunilah aku atas kesalahanyang sudah ku lakukan dan yang sebelumnya.

Tanpa aku sadari airmataku berlinang, aku takut tidak bisa membahagia kan kedua orang tua ku dengan kesuksesan yang aku raih kedepan nya. Aku berdzikir kepada allah.

Suara adzan telah berkumandang di mesjid dekat rumah saya.

“Nayla , Nayla bangun sayang ,solat dulu “kata ibu

“ iya bu’’.

Nayla dan Safa sudah buat janji untuk daftar hari ini, tapi sebelum daftar safa dan Nayla beli Pin untuk mendaftar itu.

Assalamualaikum....

Waalaikum salam....

“ Ada Safa ternyata, kok cepat kali datang nya sayang” kata ibu

“ gak apa – apa bu? Nayla nya mana?”

“ masuk dulu sayang, Nayla nya ada di dalam itu.”

Safa dan Ibu langsung masuk ke rumah yang mana Safa merasa dirumah ku bagaikan Istana, padahal rumah ku hanya bangunan kecil yang berdinding kan papan, tidak seperti rumahnya Safa bagaikan istana. Safa merasa nyaman dan bahagia bila berada di tengah- tengah keluarga ku. Karena ayah Safa selalu sibuk dengan bisnis yang telah dia kelola. Bagi Safa harta bukan lah segala nya. Tapi, perhatian yang dia butuhkan dari ayah nya. Safa memang tidak kurang akan harta yang dimiliki oleh ayahnya. Tapi tidak sebanding dengan perhatian yang diberikan oleh ayah Safa kepadanya.

Safa melihat ku sedang menyuapi ayahnya makan di kamar tidur.

‘’Hai Nayla? Hai pak? Gimana bapak merasa dah ada perubahan belum?’’

“Belum nak, gimana bapak mau sembuh ke dokter saja bapak baru sekali itupun sudah lama,” kata ayah Nayla dengan suara serak.

‘’Astaghfirullah. Kenapa bapak tidak berobat?’’

“bapak tidak punya uang,biaya kuliah Nayla aja bapak gak tau dapat darimana nantinya.

Safa tak sadar airmata nya telah membasahi pipinya. Karena terharu mendengar cerita ayah.

Setelah semua proses pendaftaran masuk perguruan tinggi negeri selesai. Akuselalu berharap dan berdoa kepada tuhan semoga diberikan seberkas cahaya yang mampu merobek dinginnya kehidupan yang dapat merubah tetesan air mata menjadi sebuah senyuman yang berbanding dengan harga mutiara.Hari terus berputar , harapan terus tertanampada jiwa ku. Tepat pada hari Senin, aku mengecheck web kelulusan masuk perguruan tinggi negeri. Selamat andalulus di Universitas Negeri Padang. Aku sangat senang dengan kalimat itu. Ya Allah maksih atas segala anugerah yang telah kau berikan kepadaku dan keluargaku,aku langsung sujud syukur karena aku sangat berterima kasih kepada allah.semua mata terpaku padaku karena aku sujud di ramenya orang sedang online di warnet itu. Aku tidak sabar untuk menyampaikan kepada ayah dan ibuku dirumah.

Ibu,ibu,ibu.......ku gedor-gedor pintu karena semangatnya...

Assalamualaikum bu,,,,

Ya, waalaikum salam ......

‘Nayla lulus ibu di salah satu universitas negeri di padang.’’

“Alhamdulilah sayang.’’..

“ya bu ’’aku menghampiri ayahku yang selalu terbaring dikamar tidurnya, ayah Nayla lulus di Universitas Padang.

“Alhamdulilah nak”air mata ayah menetes karena terharu mendengarkan itu.

Aku memeluk ayah ku yang terbaring lemah di tempat tidurnya,,,

Akuterlahir dari keluarga miskin. Kehidupan ini terus ku hadapi dengan senyum, dankeikhlasan. Tapi sebenarnya dalam hati ku, tidak bisa meninggalkan ayah dan ibunya di kampung, apalagi ayah yang sakit keras karena cita – citanya sebagai seorang guru. Aku tetap semangat dengan apapun yang dialaminya.walaupun dengan keterbatasan ekonomi karena Aku yakin selagi kita masih mau untuk belajar dan berusaha kita pasti bisa untuk melanjutkan kuliah kita, karena biaya dari pemerintah untuk orang yang tidak mampu itu ada.

Aku orangnya sangat cerdas, selalu mengikuti kegiatan kampus. Aku dapat beasiswa dari kampus karena aku sangat cerdas. Karena aku orangnya mandiri dan ingin menghasilkan uang sendiri dari hasil kerja dan jerih payah. Setiap hari setelah pulang dari kampus aku bekerja sebagai pembuat mainan kunci. Selain itu aku juga bekerja sebagai guru mengaji di sebuah mesjid dekat rumah ku.

Hingga akhirnya ketekunan , semangat , kerajinan , keikhlasan , doa dan kerja kerasmenuntun ku dalam sebuah lubang cahaya terang.  Keikhlasan hati dan jiwa penolong kepada siapapun. Seorang dermawan inginmembawa ayahku ke rumah sakit, yaitu ayahnya Safa. Ternyata Safa sering cerita tentang keluarga ku kepada ayahnya. 4 tahun kemudian, pada akhirnya tetesan air mata itu dapat dihapuskan sebuah senyuman dengan kesuksesan yang dicapai. Toga yang digenggam dan disaksikan oleh ibu , ayah dan orang – orangyang selalu mendukungku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun