Mohon tunggu...
Yumi Aida sosiologi 20
Yumi Aida sosiologi 20 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyalahgunaan Kekuasaan di Masa Pandemi

5 Desember 2021   21:54 Diperbarui: 5 Desember 2021   22:16 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah mencatat bahwa selama masakrisis, politisi cenderung berusaha meraih kekuasaan lebih banyak lagi.Ini sedang terjadi sekarang, dan warga negara demokratis harus waspada, kata penelitiLuke Kemp. Ada pepatah lama yang mengatakan bahwakrisis membawa bahaya sekaligus peluang. Selamapandemi Covid-19,hal ini terbukti benar bagi banyak politisi. 

Ketika virus corona menyebar,banyak pemerintah diseluruh dunia berusaha mengatasi pandemi dengan memperluas kekuatan dan kemampuan mereka, menurut data yang dikumpulkan dariCovid-19 Digital Rights Tracker dan Civic Freedom Tracker. 

Sebanyak 32 negara menggunakan militer atau peraturan militer untuk menegakkan aturan, yang bukan nyata tanpa korban. DiAngola, polisi menembakdan membunuh beberapa warga negara saat pembatasansosial.

Ada pula negara yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengawasan pemerintah. Untukmemantau pelanggar aturan, 22 negara menggunakan drone pengintai. Program pengenalan wajah diperluas, sensor internet di 28 negara, dan pemadaman internetdi13 negara.

Setidaknya 120 aplikasipelacakan kontak digunakan di 71 negara, dan 60 pelacakan kontak digital lainnya digunakan di 38 negara

Jadi menurut saya disini tindakan politisi dengan kebijakan pemerintah terhadap suatu negara kurang sinkron Dengan apa yang dikemukakan oleh tokoh michel foucault dimana diamengatakan bahwa Kekuasaan, tidak dipahami dalam konteks pemilikan oleh suatu kelompok institusional sebagai suatu mekanisme yang memastikan ketundukan warga negara terhadap negara. 

Kekuasaan juga bukan mekanisme dominasi sebagai bentuk kekuasaan terhadap yang lain dalam relasi yang mendominasi dengan yang didominasi. atau yang powerful dengan powerless. 

Kekuasaan bukan seperti halnya bentuk kedaulatan suatu negara atau institusi hukum yang mengandalkan dominasi atau penguasaan secara internal terhadap individu atau kelompok.

Sebuah tinjauan baru-baru ini tentang keefektifan respons Covid-19 yang diterbitkan di Nature Human Behavior memberipl peringkat intervensi polisi dan tentara, pengawasan, dan aktivasi respons darurat ditujuhtl terbawah dari 20 tindakan yang disurvei. Ini seharusnya tidak mengherankan. Mulai muncul bukti bahwa kekuasaan darurat biasanya digunakan untuk menguntungkan pemerintah daripadat menyelamatkan nyawa.

Jadi harapan saya mungkin dari problematika diatas terkhusus untuk pemerintah yang dipercaya untuk mengeluarkan kebijakan yaitu buatlah kebijakan yang tujuannya untuk kebaikan seluruh warga negara tanpa ada cela atau bisa dibilang mengambil kesempatan dibalik kekuasaan dibalik penyakit yang sedang menyebar diseluruh dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun