Menjalani silahturahmi dengan kerabat dan rekan kerja memang tidak salah justru hal itu sangat dianjurkan dalam agama Islam. Namun bagaimana jadinya jika momen yang satu ini justru dimanfaatkan oleh oknum - oknum tertentu untuk mempermudah dan memperoleh keinginannya tanpa bekerja keras seperti orang lain? Bukan kah hal tersebut melanggar norma keadilan dan kemanusiaan.Â
Contoh disalah satu pihak ada orang yang tidak kompeten di bidang nya namun karena dia memiliki relasi kerabat atau teman dalam dunia kerja atau apapun itu mudah bagi orang tersebut untuk memperoleh hal yang diinginkan hanya dengan bermodalkan silaturahmi sementara itu di sisi lain ada seseorang yang bekerja keras dan kompeten di bidangnya namun karena tidak memiliki relasi ia menjadi gagal. Bukankah sudah waktunya bagi kita mengakhiri budaya relasi kekeluargaan hanya karena alasan menjaga hubungan baik dan silaturahmi menjadi tidak enak menolak permintaan teman atau kerabat padahal hati nurani juga berbisik bahwa pertolongan yang diberikan bukanlah hal yang benar karena akan ada banyak pihak yang menjadi kesulitan ketika ia hanya membantu 1 orang.Â
Maka dari itu,sudah waktunya setiap orang menyadari bahwa hal tersebut keliru dan tak selayaknya dijadikan budaya apalagi dalam dunia pekerjaan justru yang menarik dari keberhasilan adalah proses pencapaian bukan apa yang dimiliki setelah sukses. bagaimana dia bisa menjelaskan proses sulit nya berjuang Jiak ia sema sekali tak pernah berjuang walau hanya sejenak dalam hidupmya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H