Pernikahan yang di gelar layaknya dongeng dan khayalan untuk sebagian orang hingga menjadi buah bibir sampai di kampong-kampung bahkan plosok desa.
Apakah lantas semua ada manfaatnya?
Entahlah!, tidak mau suudzon dengan berbagai gossip tentang pernikahan para selebriti kita ataupun pernikahan orang-orang yang memiliki kekayaan melebihi orang lain. Hanya saja, saya yakin hakekat pernikahan bukan hanya pada pesta semalam atau 7 hari 7 malam, atau selembar kertas dari KUA. Untuk kemudian di campakkan di pengadilan agama dengan kalimat singkat dan mudahnya CERAI.
Karena jauh diatas itu semua, ada esensi yang seharusnya menjiwainya, nilai sakral yang menjadi nadinya.
Bahwa menikah adalah salah satu manifestasi dari perjanjian kita dengan sang khalik, Allah SWT, perjanjian yang tidak cukup ditulis pada selembar kertas, melainkan perjanjian pengabdian sebagai salah satu wujud ketaatan kita pada diriNya, sarana menyempurnakan separuh iman kita kepadaNya.
"Siapa yang menikah maka ia telah menyempurnakan separuh dari iman[nya] " (HR Imam at-Thabarani); "Siapa yang menikah berarti dia telah menyempurnakan sebagian agamanya, maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah pada sebagian yang lain." (HR Imam al-Bayhaqi dan Ibn al-Jawzi)
Dan pernikahan disaksikan olehNya, dan karena itulah Allah sangat membenci perceraian.
Selingkuh ~ Selingan Indah Keluarga Utuh ?
Beberapa saat yang lalu seorang mengadukan persoalan rumah tangganya pada saya dan curiga suami atau istrinya berselingkuh, lalu apa indikatornya, mari kita simak.
" Setiap hari dia pulang larut hingga pukul 2 malam, tidak langsung tidur dikamar kami malah sibuk menelepon di dalam kamar mandi", saya melihat ekspresi wajah bapak tiga orang anak ini yang kusut seperti benang yang terurai dan bercampur dengan ratusan benang terurai lainnya.
Atau ini.........