[caption caption="foto:dok.pribadi"][/caption]
Â
Menulis, semua orang bisa melakukannya. Tetapi menulis untuk berkarya dan bisa dinikmati banyak orang, belum tentu semua orang bisa. Seperti halnya BMI di negara lain yang bisa membuat karya tulis. BMI di Taiwan juga banyak yang berkarya lewat tulisan. Ini memang bukan hal baru, karena untuk belajar menjadi penulis saat ini sudah sangat mudah. Tergantung dari niat individu.
Kelas-kelas menulis online bisa dengan mudah diikuti. Di Taiwan pun komunitas menulis untuk warga Indonesia yang suka dengan kepenulisan, bisa diikuti secara online pula. Sesekali kopi darat (kopdar) mereka lakukan untuk lebih mengakrabkan keanggotaannya. Tentu saja semua dilakukan disela-sela pekerjaan yang utama.
Tidak hanya dari kalangan BMI-nya yang saling mendukung. Tetapi perwakilan pemerintah Indonesia yaitu Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) maupun dari pemerintah Taiwan juga rutin mengadakan lomba menulis setahun sekali. Lomba yang diadakan KDEI tentu saja hanya untuk warga Indonesia di Taiwan.
Sedang yang diadakan pemerintah Taiwan diikuti empat negara (Indonesia, Philipina, Thailand dan Vietnam). Hal ini sangat menyulut semangat para pecinta dunia literasi untuk mengasah kemampuannya. Tabloid berbahasa Indonesia juga menampung karya-karya buruh migran.
Saat ini semakin banyak buruh migran Taiwan yang berani menerbitkan karyanya. Walaupun penerbitannya masih secara indie, tapi tetap ini adalah sebuah prestasi dan uji keberanian.
Tidak ada yang tidak mungkin, bila ada kemauan untuk berbuat. Keterbatasan waktu, lelahnya raga bukanlah penghalang. Mengisi waktu yang ada untuk hal yang positif adalah baik. Belajar sambil bekerja.
Â
Salam
Â