Mohon tunggu...
Yully Agyl
Yully Agyl Mohon Tunggu... Buruh - Ibu rumah tangga dengan tiga orang anak.

Terlahir dan besar di bumi AREMA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Petani Taiwan Menjelang Imlek

30 Desember 2015   22:21 Diperbarui: 31 Desember 2015   10:54 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya China (Imlek) kurang 40 hari lagi. Dan Imlek mendatang adalah yang ke-5 kalinya aku nikmati di Taiwan. Pertama datang, aku tinggal di Changwa (Taiwan bagian tengah). Hidup di kampung yang mayoritas penduduknya petani. Dua setengah tahun di sana, akhirnya harus pindah karena pasien meninggal. Dan mendapat job di Nantao. Nantao daerah perbukitan, masyarakatnya pun banyak yang berkebun, bertani.

Pindah dari satu tempat ke tempat lain, aku amati kebiasaan petani Taiwan hampir sama semua. Menjelang pergantian musim dingin antara bulan September / Oktober, adalah masa peralihan jenis tanaman yang di tanam. Ada beberapa jenis tanaman yang ditanam melihat musimnya.

Seperti halnya bossku yang pekerjaannya bertani. Hanya 2 macam tanaman yang di tanam selama ini. Di musim panas dia menanam gambas Taiwan. Di musim dingin labu berkulit hijau (labu Jepang: katanya).

Kebiasaan menarik yang kuperhatikan  pada saat masuk musim dingin adalah ada petani yang membiarkan lahannya tidak produktif hingga habis Imlek, baru mereka mulai tanam kembali. Tetapi mereka juga tidak menganggur, tetap menanam aneka macam sayur mayur di sebidang tanah dari bagian sawah tersebut, bahkan tanah sawah yang kosong biasa mereka sebari bibit sayur, tetapi bukan untuk dijual.

Dari aneka sawi, kubis, brokoli hijau dan putih, seledri, lobak, wortel, daun bawang, bawang putih dan masih banyak lagi macamnya. Cara uniknya lagi, mereka tidak menanam dalam satu kali waktu tanam. Antara tanaman satu dengan yang lain ada sela waktu. Kenapa? Kata mereka, "Biar waktu petiknya bisa beruntun, tidak habis dalam satu waktu."

Di saat Imlek, biasanya sayur-sayur itu sudah bisa dipetik. Kebutuhan akan sayuran tidak perlu lagi mengeluarkan uang, memetik di kebun atau sawah sendiri dan lebih fresh. Bahkan sayur mayur itu juga untuk oleh-oleh sanak keluarga dari kota yang berdatangan saat Imlek. 

Wahhh... menarik juga ternyata cara mereka untuk ditiru.

Yahh... kenapa tidak. Sesuatu yang baik dan berguna patut untuk dipelajari.

 

Salam

BMI , be Smart.

Taiwan, 30 Desember 2015

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun