Kelompok mahasiswa Program Studi Peternakan yang tergabung dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Kegiatan yang ditujukan untuk Kelompok Tani Ternak Tani Subur dan karangtaruna ini berlangsung di Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Kegiatan MBKM ini dibawah bimbingan Yuli Yanti, S.Pt., M.Si., Ph.D dan drh. Endang Tri Rahayu, M.P. dari Prodi Peternakan, UNS.
Ivan Risky Avianto selaku ketua tim mahasiswa MBKM UNS desa Kedungdowo, Kecamatan Andong, menerangkan bahwa pelatihan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya limbah kotoran ternak, khususnya urine sapi yang cukup melimpah di kelompok ternak tersebut dan belum terdapat pemanfaatan secara lebih lanjut, sehingga ia bersama dengan timnya mencoba memberikan solusi untuk pengelolaan limbah urine tersebut.
Dua narasumber dihadirkan dalam kegiatan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair ini yang merupakan mahasiswa dari Kelompok Studi Ilmiah Universitas Sebelas Maret, yaitu Giandhar Ryandita Fernanda dan Nur Latifah. Sebelum melakukan pelatihan, Giandhar selaku narasumber menyampaikan materi yang kemudian dilanjutkan oleh Nur Latifah.
Pada pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair yang berlangsung pada Minggu (13/11/2022) ini, Nur Latifah dan Giandhar menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan Pupuk Organik Cair. Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu ember plastik yang disertai dengan penutup dengan volume 50 liter, gelas ukur, pengaduk, urine sapi, air, EM4, molase (tetes tebu), kunyit, jahe, lengkuas, kencur, dan temu ireng.
Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan. Kunyit, jahe, lengkuas, kencur, dan temu ireng dihaluskan terlebih dahulu lalu dipisahkan. Urine sapi diambil dari tempat penampungan dan dimasukkan ke dalam ember plastik berukuran 50 liter lalu ditambah dengan bahan yang telah dihaluskan.Â
Penambahan bahan ini berfungsi untuk menekan bau pada urine sapi. Setelah tercampur rata EM-4 dimasukkan lalu ditambah dengan molase atau tetes tebu sambil diaduk. Setelah semua bahan tercampur ditambah dengan air untuk menghidupkan bakteri yang terdapat dalam EM-4. Fermentasi pupuk dilakukan selama 14 hari dengan dilakukan pengadukan setiap harinya, dengan tujuan mengeluarkan amoniak dalam urine.
Mahasiswa MBKM UNS dan warga Desa Kedungdowo berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat menambah wawasan dan keterampilan Kelompok Ternak serta warga sekitar dalam mengelola kotoran ternak utamanya urine menjadi pupuk cair sebagai komoditas tanaman mereka sekaligus dapat memajukan pertanian di Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H