Peternakan ruminansia besar di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat, dimana kepemilikan ternaknya masih skala kecil yaitu kurang dari 5 ekor per peternak.Â
Hal ini karena kegiatan beternak bagi mereka adalah usaha sampingan atau sambilan disamping pekerjaan utama yang biasanya adalah petani padi.Â
Tata Kelola pemeliharaan pada peternakan skala kecil biasanya tidak baik dan tidak berorientasi keuntungan. Pemberian pakan juga seadanya sehingga produktifitas ternak menjadi tidak maksimal. Di sisi lain, ditambah dengan pengelolaan limbah yang kurang baik, sehingga kebersihan kandang tidak terjaga.Â
Kebersihan kandang yang rendah bisa menjadi pemicu gangguan kesehatan pada ternak. Limbah dari ternak ruminansia yang paling banyak adalah berasal dari feses. Feses ini produksi per harinya bisa mencapai 8 kg per ekor untuk ternak sapi. Sehingga produksi tiap hari juga makin banyak bila tidak dikelola dengan baik.Â
Limbah lain adalah urin dan sisa pakan. Limbah-limbah ini sebenarnya bisa dikelola dengan baik dan dibuat menjadi produk yang bermanfaat dan bisa mendatangkan penghasilan sampingan selain dari penjualan ternak langsung. Pemanfaatan limbah feses menjadi pupuk organik sudah dikenal oleh peternak, namun terkadang metode pembuatan tidak sederhana sehingga sulit diaplikasikan.
Kelompok Ternak Putra Rahayu, adalah kelompok ternak di desa Tawangrejo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri yang fokus di memelihara ternak sapi dan kambing domba. Kelompok ini memiliki ternak sapi yang banyak sehingga menghasilkan limbah yang banyak juga. Limbah di kelompok ini belum dikelola dan belum menghasilkan keuntungan selain hanya dibiarkan menumpuk.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari Yuli Yanti, S.Pt., M.Si., PhD. (Ketua) dan drh. Wari Pawestri, M.Sc. dari Prodi Peternakan Fakultas Pertanian serta Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc., Ph.D. dari prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, mengadakan kegiatan dengan judul "Pengelolaan limbah dan penanganan penyakit parasiter ternak guna meningkatkan produktivitas di kelompok ternak Desa Tawang Jatipurno Wonogiri" .Â
Kegiatan ini juga mendatangkan narasumber dari Jatikuwung Innovation Center (JIC) milik Prodi Peternakan, UNS, yaitu Muhammad Malik Fajar dan Lukman Nurhadiyanto, S.Pt.
Kegiatan diawali dengan pemberian kuisoner sebelum kegiatan dimulai, lalu penyuluhan tentang penyakit parasit oleh drh. Wari Pawestri, M.Sc. dan pengelolaan limbah, kemudian praktek pembuatan pupuk, serta pengemasan. Kegiatan terakhir adalah pengisian kuisoner untuk mengukur keberhasilan kegiatan ini.
Pada kegiatan ini juga dihibahkan mesin penggiling feses, mesin ayakan pupuk, serta mesin jahit untuk menjahit kemasan plastik. Kelompok ternak antusias mengikuti kegiatan dan merasa senang dengan ilmu baru yang diperoleh. Mereka juga bersemangat untuk membuat pupuk ini menjadi kegiatan yang memberikan manfaat dan mensejahterakan kelompok ternak serta berkelanjutan. Â