Salah satu olah raga otak yang tidak asing bagi kita adalah catur. Ya catur merupakan jenis olah raga yang memerlukan konsentrasi berpikir yang tinggi. Karena memerlukan daya pikir yang kuat maka bermain catur membutuhkan energi yang cukup tinggi bagi para pemainnya apalagi jika dimainkan dalam waktu yang relatif lama.
Dari mana asal permainan catur?
Perlu kita ketahui bahwa permainan catur pada awalnya merupakan permainan di India bagian barat, dikenal dengan nama Caturangga, kemudian permainan ini berkembang ke Iran, Eropa, dan ke seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Bagaimana cara bermain catur?
Secara sederhana catur dimainkan oleh dua orang yang masing-maisng menjalankan buah catur yang berbeda warna, putih atau hitam dan saling berhadapan satu sama lain. Masing-masing memiliki 32 buah catur yang terdiri dari: 8 bidak/pion (pawn); 2 kuda (knight); 2 peluncur/gajah (bishop); 2 benteng (rook); 1 menteri (queen); dan 1 raja (king).Â
Masing-masing buah catur memiliki nilai dari rentang 1 hingga tak berhingga. Sebuah bidak bernilai 1; kuda bernilai 3; peluncur bernilai sama dengan kuda yaitu 3; benteng bernilai 5; menteri bernilai 9; dan yang terakhir raja nilainya paling tinggi yaitu tidak berhingga. Kenapa raja bernilai tak berhingga? Hal ini karena kunci utama dalam permainan ini adalah mematikan raja lawan. Berapapun banyknya jumlah buah catur yang masih dimiliki oleh pemain, namun rajanya sudah mati maka dia akan kalah. Oleh karena itu raja adalah sentral dari permainan ini yang harus dilindungi oleh para pemain dan dalam waktu yang bersamaan berusaha  mematikan raja lawan.
Dalam permainan catur, menggunakan papan yang bergambar kotak-kotak, terdiri dari 64 kotak dan masing-masing pemain memiliki buah catur yang sama, maka disinilah peran strategi, posisi, serta peluang masing-masing pemain yang akan menentukan kemenangannya.
Mengapa bermain catur sangat bermanfaat untuk mempertahankan kemampuan otak manusia?