PALANGKA RAYA- Namanya Ibu Yuliatma (55), namun masyarakat sekitar lebih akrab memanggilnya mina (tante) saluang. Ia adalah seorang pembuat keripik ikan saluang asal kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Hewan yang berenang di air itu adalah ikan yang biasa hidup di sungai- sungai besar yang ada di Pulau Kalimantan.
   Selemparan batu  jauhnya dari kediamannya, terdapat sebuah gedung kecil yang menjadi rumah produksi bagi produk olahannya. Di tempat itulah ia memproduksi keripik ikan saluang yang diberi nama Keripik Ikan Saluang Tampung Parei. Produk olahannya diolah dengan menggunakan bahan-bahan terbaik, misalnya dengan ikan saluang segar yang diperoleh langsung dari nelayan, kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu tradisional yang tentunya berlabel halal.
   Berawal dari kecintaannya terhadap dunia kuliner, terutama saat ia memiliki sebuah usaha berupa kantin di salah satu perguruan tinggi ternama di kota itu. Iapun mulai tertarik untuk menciptakan sebuah kuliner unik guna dijadikan sebagai oleh-oleh khas  dari Kalimantan Tengah yang berbeda dari oleh- oleh yang sudah eksis sebelumnya. Oleh- oleh tersebut diharapkannya akan menjadi pengingat buat orang yang datang ke Kalteng.
Kebingungan
   Dalam kebingungan seperti di persimpangan jalan, iapun berpikir sejenak, bahwa potensi perikanan di Palangka Raya sangatlah bagus, secara khusus ikan air tawar. Ada begitu banyak masakan- masakan tradisional yang bahan bakunya terbuat dari ikan air tawar dan disajikan di berbagai rumah makan ataupun restoran di kota ini. Hal itu membuatnya bingung dan resah,  lantaran ada banyak sekali jenis ikan air tawar yang beredar di pasaran.
   Akhirnya, setelah beberapa waktu, berpikir, bertelut, dan merenung, terbersitlah di pikirannya untuk menciptakan produk keripik ikan saluang. Hal itu lantaran masyarakat hanya mengenal ikan saluang yang diolah dengan cara digoreng dan dipepes dengan bumbu tradisional yang kuat. Cara pengolahan yang berbeda dari kebanyakan orang ini (keripik) akhirnya membuatnya terinspirasi untuk membuat produk yang benar- benar berbeda dari apa yang telah ada sebelumnya.
   Melihat peluang itu, tak tanggung- tanggung iapun mencoba untuk menciptakan produk keripik ikan saluang, meskipun pada awalnya keripik tersebut banyak mengandung minyak sehingga tekstur kerenyahannya menjadi tidak tahan lama dan cenderung lembek. Hingga akhirnya ia juga tertarik untuk menggunakan alat yang bernama "Spiner" atau pengering minyak, sehingga keripik tersebut benar- benar kering dan tahan lama dengan tekstur yang renyah.
   "Kalau dulu, produk saya hanya bertahan hingga 10 hari, itupun minyaknya banyak yang menetes, namun kini produk olahan saya bisa tahan hingga 3 bulan lamanya,"imbuhnya.
Pengolahan Sederhana
   Menurutnya, teknik pengolahan keripik ikan saluang ini sangatlah sederhana, sehingga siapapun bisa untuk membuatnya. Proses pembuatannya diawali dengan pembelian ikan dari nelayan yang kemudian dilanjutkan dengan pembersihan ikan, selanjutnya dicuci hingga bersih, kemudian dicampur bumbu- bumbu, tepung tapioka dan tepung beras. Setelah semuanya tercampur,  ikan tersebut didiamkan beberapa saat hingga semua bumbunya meresap. Hal yang dipersiapkan selanjutnya adalah penggorengan dengan minyak panas.