Halo sobat pembaca, di edisi kali ini saya akan membagikan pengalaman positif menjadi penyiar radio. Ya, saya mulai belajar siaran radio ketika ikut acara pelatihan kepenyiaran radio di tahun 2008. Saat itu, di kota saya ada salah satu radio swasta yang memang rutin mengadakan pelatihan siaran radio. Biaya pelatihan selama satu minggu waktu itu per orang Rp.100.000.
Walaupun belum punya skill penyiar, awalnya saya hanya melamar jadi penyiar radio. Bermodal nekat saja waktu itu, tapi kebetulan pas ada acara pelatihan di radio yang saya lamar, akhirnya saya diikutkan secara gratis oleh perusahaan.
Adapun sesi pelatihan bermacam-macam. Mulai dari membaca skrip/teks  opening dan closing, senam pernafasan, latihan wawancara, membuat skrip sendiri, dan rekaman. Dari beberapa peserta, kami bertiga termasuk saya yang kemudian berminat ikut mengisi siaran radio. Tapi itupun belum langsung onair.
Selesai pelatihan, kami diminta untuk sementara melihat penyiar senior sedang bertugas atau mengisi acara. Waktunya bisa bergantian, bisa sehari sekali atau dua hari sekali. Intinya kami disuruh melihat bagaimana seorang penyiar sedang siaran. Mulai dari memainkan mixer, memutar lagu, jingle, dll.
Dari kegiatan ini dimaksudkan supaya kami juga terlatih tidak hanya secara verbal, tapi juga teknisnya. Kapan musik naik, kapan penyiar bicara, kapan jingle naik, dst, supaya semua siaran terdengar dengan baik. Dan itu memang butuh latihan juga.
Waktu terus berjalan, akhirnya saya aktif siaran di radio. Mulia 2008 sampai 2019, tak terasa saya sudah tiga kali bersiaran di stasiun radio yang berbeda, baik yang komesil atau bukan. Tapi untuk kedisiplinan dan konsistensi tetaplah sama. Karena acara demi acara harus tepat waktu. Tidak boleh terlambat !!
Jika sampai terlambat, siap -- siap mendapat teguran 1, 2, 3, sampai ada surat peringatan tertulis.
Nah, para pembaca yang budiman. Dari sekian tahun menjadi penyiar radio, saya mendapat banyak manfaat positif seperti yang akan saya bagikan berikut ini.
Inilah 7 manfaat ketika saya menjadi penyiar radio, baik komersil atau bukan komersil;
1. Berbicara Dengan Bahasa Yang Baik Dan Sopan
Menjadi penyiar radio tak lepas dari cara berbicara, mulai dari bagian membuka, isi, dan penutup. Hal ini juga sudah di latih sebelum aktif bersiaran. Suara tidak boleh lemah atau dikeras keraskan. Begitu pun saat tertawa harus wajar tidak boleh tertawa lepas seperti diluar siaran, tertawa sekeras kerasnya. Itu tidak boleh. Musik pengantar (backsound) juga harus mengecil, ketika vokal penyiar mulai keluar.