Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terima Kasih, Pak Guru

13 Juni 2024   22:12 Diperbarui: 13 Juni 2024   22:42 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya menemui salah satu momen yang sangat menarik dan mungkin tidak akan pernah saya lupakan. Saat saya sedang berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba seorang ibu yang sudah sepuh menghampiri saya. Dengan langkah yang pelan, ia menyalami saya sambil mengucapkan terima kasih. Ternyata, ibu tersebut adalah orang tua dari salah satu calon siswa baru yang berhasil lulus ujian seleksi masuk di sekolah tempat saya mengajar. Rasa haru dan bangga langsung menyelimuti hati saya, terutama ketika mengetahui bahwa ibu tersebut datang untuk mengantar anak bungsunya melakukan registrasi ulang.

Momen sederhana itu, meskipun singkat, memberikan dampak yang begitu mendalam. Sang ibu, dengan segala keterbatasannya, tetap menyempatkan diri untuk mengucapkan terima kasih secara langsung. Tindakan ini menyadarkan saya betapa berharganya setiap usaha dan dedikasi yang telah saya curahkan dalam mengajar. Hal ini juga mengingatkan saya pada kekuatan kata "terima kasih" yang sering kali dianggap sepele, namun memiliki makna yang begitu dalam.

Mengucapkan terima kasih adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling dasar namun paling kuat dalam interaksi manusia. Dalam kajian psikologi, kata "terima kasih" tidak hanya memperkuat hubungan sosial tetapi juga meningkatkan kebahagiaan individu. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa orang yang rutin mengucapkan terima kasih cenderung memiliki tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Hal ini karena tindakan tersebut memicu pelepasan hormon dopamin dan serotonin yang berfungsi sebagai peningkat mood alami.

Dalam perspektif sosiologis, ungkapan terima kasih juga berperan sebagai perekat sosial. Ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung. Budaya terima kasih yang kuat dalam suatu komunitas dapat mempromosikan rasa saling menghargai dan kerjasama yang lebih baik. Bahkan, dalam konteks profesional seperti di dunia pendidikan, apresiasi dari orang tua siswa memberikan dorongan moral yang sangat berarti bagi para guru.
Secara filosofis, mengucapkan terima kasih adalah bentuk penghargaan terhadap kehidupan itu sendiri. Ini adalah pengakuan bahwa kita tidak dapat mencapai apa yang kita miliki tanpa bantuan dan dukungan dari orang lain. Dalam pandangan eksistensialisme, ungkapan terima kasih adalah cara untuk merayakan keberadaan kita dan hubungan kita dengan orang lain. Ini adalah pengingat bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain.

Dalam praktik sehari-hari, mengucapkan terima kasih seharusnya menjadi kebiasaan yang kita tanamkan sejak dini. Bukan hanya sekedar formalitas, tetapi sebagai wujud rasa syukur yang tulus. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantu membukakan pintu atau kepada penjual yang melayani kita dengan baik. Dengan demikian, kita akan menyebarkan energi positif yang dapat memengaruhi lingkungan sekitar kita.

Akhirnya, dari pengalaman sederhana hari ini, saya belajar bahwa kekuatan kata "terima kasih" tidak bisa diremehkan. Meskipun terdengar sederhana, ungkapan tersebut memiliki dampak yang luar biasa, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Terima kasih adalah bentuk cinta yang paling murni dan penghargaan yang paling tulus yang bisa kita berikan. Dengan mengucapkan terima kasih, kita tidak hanya menghargai orang lain, tetapi juga menghargai diri kita sendiri sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. TERIMA KASIH.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun