Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wejangan Santo Fransiskus untuk Saudara-Saudari Pentobat

2 Februari 2022   07:50 Diperbarui: 2 Februari 2022   07:51 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santo Fransiskus Asisi sedang berdoa - sumber: katolikku.com

Santo Fransiskus Asisi adalah salah satu orang kudus yang cukup populer hingga saat ini. Lahir pada tahun 1182 di kota Asisi, Italia, dengan nama Geovani Bernardone. Masa remaja dilaluinya dengan mengikuti wajib militer untuk berperang melawan Kerajaan Perugia. Dia pun akhirnya ditawan dan dipenjara. Di dalam penjaralah dia menghabiskan waktu untuk menyendiri dan memohon penerangan dari Tuhan.

Tahun 1209 dia mendirikan Ordo Fratrum Minorum (ordo saudara dina). Ada banyak sekali pengikutnya. Bahkan dari kalagan pasangan suami-istri dan anak-anak. Dia menyebut semua pengikutnya sebagai saudara pentobat. Sebutan ini dia sematkan baik bagi saudara yang masuk dalam biara maupun bagi mereka yang hidup di luar biara.

Kepada sudara-saudari pentobat itu, Fransiskus Asisi menulis wejangan yang dia buka dengan kalimat In nome di Dio! yang berarti "demi nama Tuhan!" Wejangan ini dibagi dalam dua pasal. Pasal I berjudul: mereka yang melakukan pertobatan, dan pasal II berjudul: mereka yang tidak melakukan pertobatan. Inilah isi wejangan itu.

Demi Nama Tuhan!

Pasal I: Mereka yang Melakukan Pertobatan

Semua orang yang mencintai Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan akal budi, dengan segala kekuatan (Bdk Mrk 12:30), dan mencintai sesamanya seperti dirinya sendiri, serta membenci tubuh mereka dengan cacat cela dan dosa-dosanya (Bdk Mat 22:39), dan menyambut Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus, serta menghasilakn buah-buah pertobatan yang pantas: O betapa bahagia dan terberkatilah mereka itu, pria maupun wanita, apabila hal-hal itu mereka lakukan dengan tekun; karena Roh Tuhan akan tinggal pada mereka dan Tuhan akan memasang tempat tinggal dan kediaman-Nya pada mereka (Yoh 14:23); maka mereka akan menjadi anak-anak Bapa Surgawi yang karya-Nya mereka laksanakan; dan menjadi mempelai, saudara dan ibu Tuhan kita Yesus Kristus (Mat 5:45; Mat 12:50).

Kita menjadi mempelai, bila jiwa yang setia disatukan dengan Tuhan kita Yesus Kristus oleh Roh Kudus (Mat 12:50). Kita menjadi saudara bagi-Nya, bila kita melaksanakan kehendak Bapa yang di surga (1 Kor 6:20). Kita menjadi ibu bila kita mengandung Dia di dalam hati dan tubuh karena kasih ilahi dan karena suara hati  yang murni dan jernih; kita melahirkan Dia melalui karya yang suci, yang harus bercahaya bagi orang lain sebagai contoh.

Pasal II: Mereka yang Tidak Melakukan Pertobatan

Akan tetapi semuoa orang, pria dan wanita, yang tidak melakukan pertobatan, dan tidak menyambut Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus, tetapi malah melakukan cacat cela dan dosa-dosa dan berjalan menuuti suara hati yang buruk serta keinginan dagingnya yang jahat, serta tidak menepati apa ang telah mereka janjikan kepada Tuhan, dan secara badaniah menjadi budak dunia ini, bdak keinginan daging dan kecemasan duniawi serta kekuatiran hidup ini: mereka itu telah dikuasai oleh setan, mereka menjadi anak-anaknya dan mengerjakan pekerjaannya; mereka itu buta,karena mereka tidak melihat cahaya yang sejati, Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka tidak melakukan kebijaksanaan rohani, karena mereka tidak memiliki Putera Allah, yang merupakan kebijaksanaan Bapa yang sejati. Tentang mereka itu dikatakan: Kebijaksanaan mereka telah dicaplok (Mzm 107:27); dan terkutklah orang-orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu (Mzm 119:21). Mereka melihat apa yang jahat, mereka mengetahui dan melakukannya dengan sengaja, dan dengan sadar mereka mencelakan jiwa. 

Di akhir wejangannya, Fransiskus menulis demikian: Demi cinta yang ada pada Allah, kami mohon kepada semua orang yang sempat menerima surat ini, agar mereka dengan tangan terbuka dan dengan cinta kasih ilahi menyambut firman Tuhan kita Yesus Kristus yang harum mewangi yang dikatakan di atas. Dan mereka yang tidak dapat membaca, hendaknya sering kali minta untuk dibacakan; dan hendaklah mereka tetap menyimpannya dengan perbuatan suci hingga akhir, sebab firman itu merupakan roh dan hidup (bdk Mat 12:36). Dan mereka yyang tidak melakukan hal itu harus memberikan pertanggungjawaban pada hari penghakiman di depan tahta pengadilah (Rm 14:10) Tuhan kita Yesus Kristus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun