Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta yang Tetap Mengalir

8 November 2021   06:03 Diperbarui: 8 November 2021   06:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lansia (Foto diedit dari sember aslinya CCO Public Domain) 

Kabur, mata tak mampu melihat jelas
namun hatinya memandang dengan tajam

Bising, telinga tak mampu mendengar jelas
tapi hatinya penuh pengertian

Getar, seluruh tubuh mulai goyah
namun semangat tetap berkobar

Sempoyongan, berjalan tidak kokoh
Tapi niatnya tetap mantap

Orang tua, umur sudah tua
Sepuh, katanya sudah bau tanah
Namun api hatinnya tetap berkobar
Semangatnya terbakar lebih dari mudanya dulu

Cintanya terus mengalir
Cintanya seperti air yang mengalir dari perbukitan
Banyak rintangan yang dihadapinya
Dia terus berjalan sampai ke samudra luas

Itulah orang tua
Di hati tetap mencinta walau kadang mengemis cinta
Di sukma ia merindu walau tak ada yang rindu
Di kalbu ia ingin merangkul kembali anaknya nan jauh di sana

Dalam batinnya...
"anakku, lekaslah kembali
Aku merindu saat kau di pelukku
Aku ingin menghangatkan tubuh mudamu lagi
Aku rindu memandang parasmu lagi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun