Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Israel adalah Bangsa Pilihan Allah

18 Oktober 2021   12:13 Diperbarui: 18 Oktober 2021   12:16 11425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bangsa Israel keluar dari Mesir

Dalam pembelajaran di kelas , seorang siswa bertanya "Pak, mengapa Bangsa Israel menjadi bangsa pilihan Allah?" Oleh karena pertanyaan itu, saya tertarik untuk membuat ulasan ini agar bisa banyak orang yang memahami tentang hal ini.

Pertama-tama, kita harus kembali kepada hakikat rencana Allah yang selalu menjadi 'misteri' bagi kita. Banyak perkara-perkara Allah selalu bersifat misteri dan sulit untuk kita pahami secara akal budi. Demikian juga halnya dengan pemilihan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan. Walau demikian, pemilihan bangsa Israel dapat kita kaitkan dengan kedekatan-Nya dengan Abraham. 

Allah dekat dan mencintai Abraham, dan dari keturunan Abraham Allah akan memenuhi rencana-Nya untuk mendatangkan Mesias, yakni Yesus Kristus. Mesias lahir dari garis keturunan Abraham oleh karena itulah banyak nubuat dalam Perjanjian Lama yang mengatakan bahwa Mesias adalah cucu Abraham.

Menurut Kitab Suci, pada mulanya bangsa Israel adalah bangsa yang terkecil dan tidak terkenal dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia. Demikianlah yang diwahyukan Allah melalui nabi Musa dalam Ulangan 7:7-9:

Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu --bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? -- tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan...

Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan dengan belas kasihannya merencanakan keselamatan melalu keturunan mereka (Kejadian 3:15). Maka untuk merealisasikan rencana itu, Tuhan perlu memilih baginya suatu bangsa untuk diserahi janji-janji-Nya yang mana melalui bangsa itu sang Mesias yang dijanjikan-Nya akan dilahirkan. Tuhan akhirnya memilih Abraham menjadi bapa bangsa. Dari keturunan Abraham Tuhan akan mendatangkan Mesias menjadi menyelamat dan mendatangkan berkat bagi segala bangsa di bumi (Kejadian 12:1-3). Maka untuk mewujudkan rencana-Nya itu, Allah memilih suatu bangsa menjadi bangsa pilihannya. Pilihan itu jatuh atas bangsa Israel. Mengapa harus Israel? Karena bangsa Israel lahir dari keturunan Abraham.

Pemilihan bangsa Israel sebagai bangsa yang terkecil di dunia sebagai bangsa pilihan-Nya sejalan dengan rencana Tuhan. Namun tidak boleh kita lupakan bahwa bangsa Israel dipilih menjadi perwakilan dari bangsa-bangsa lain di dunia. Maka dari itu, rencana penyelamatan Allah tidak berhenti bagi bangsa Israel saja melainkan juga bagi seluruh dunia (Kejadian 12:3; 17:5). Oleh karena itu, dalam Perjanjian Baru dikenal bangsa pilihan Allah yang baru, yakni Gereja. Gereja terdiri atas orang-orang yang mengimani Kristus dan tersebar di seluruh dunia. Dengan demikian, Gereja di seluruh dunia juga menjadi keturunan Abraham karena Gereja lahir dari iman Abraham (Roma 4:16-25).

Demikian penjelasan singkat tentang pemilihan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah, walaupun tentunya kita masih membutuhkan banyak referensi untuk memahami hal ini lebih mendalam. Namun penulis berharap hal sederhana ini bisa membantu kita memahami secara sederhana mengapa bangsa Israel disebut sebagai bangsa pilihan Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun