Sendiri duduk di kursi mungilku
Dalam keheningan batin kupatik korekku
Dengan kobaran yang lembut kunyalakan lilin itu
Lilin memancarkan sinarnya, pelan namun pasti
Kelam seketika menjadi sirna
Ku raih seutas manik-manik yang tersusun rapi
Mata menatap lilin di depan salib itu
Dengan sinarnya kini ku tatap sang Khalik
Hati dan batinku rahayu di dalam doa
Mulut komat kamit membacakan doa
Jari-jariku meraba manik-manik rosario satu per satu
Menyampaikan doa melalui sang Bunda Ilahi
Bunda yang penuh kelembutan cinta
Laksana cahaya lilin di depan salib itu
Kubuka kembali mata ini
Ku pandang lilin itu lagi
Teringat hidup yang penuh kelam ini
Ku raih lilin di depan salib
Ku genggam erat penuh keyakinan
Di batinku sabda-Nya kembali menggema
"jadilah garam dan terang dunia"
Bunda Maria, padamu aku berteduh
Sampaikanlah doaku pada Allah yang kuasa
Semoga aku menjadi terang bagi saudaraku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H