Akibatnya, volatilitas kurs mendampak bagi pada perekonomian global maupun perekonomian tiap negara di dunia. Secara global, ekonomi mengalami kelesuan.Â
Baik dari sisi perdagangan, aliran modal, dan harga di pasar dunia yang menjadi tidak stabil. Maka dalam kondisi ini, pertumbuhan ekonomi global melambat.Â
Serupa dengan yang diproyeksikan oleh Bank Indonesia bahwa pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan turun menjadi 2,5%. Lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2019 yaitu sebesar 2,9%.
Pelemahan ekonomi global, memberi dampak menular pada perekonomian tiap negara. Volatilitas kurs pada banyak negara juga menjadi tidak stabil. Tak terkecuali Indonesia. Ketidakstabilan kurs memberi banyak dampak bagi perekonomian domestik.
Aktivitas ekspor dan impor menjadi terganggu sebab kinerjanya tidak maksimal. Aliran modal asing cenderung mengikuti kondisi global. Selain itu, stabilitas harga domestik menjadi terancam.Â
Terjadi ketidakstabilan antara permintaan dan penawaran domestik. Pada beberapa barang tertentu, permintaannya melejit. Namun di samping itu, industri tidak mampu memenuhi seluruh permintaan tersebut.Â
Akibatnya, harga menjadi tinggi, dan sirkulasi uang di dalam negeri mengalami peningkatan. Dalam kondisi tersebut, nilai mata uang akan menurun.
Selain memengaruhi harga, volatilitas kurs yang tidak stabil akan menyebabkan ketidakpastian bisnis. Hal ini dipengaruhi oleh tidak stabilnya aliran modal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.Â
Ketika ketidakpastian bisnis terus meningkat, maka kegiatan produksi hingga distribusinya ke konsumen tidak akan mampu berjalan dengan maksimal, bahkan kinerjanya akan terdegradasi.
Mendampak pada banyak hal, volatilitas kurs perlu distabilkan. Ketika volatilitas kurs stabil, yaitu pergerakan kurs masih berada di dalam area batas atas dan batas bawah (band), maka ketidakpastian dalam perekonomian akan dapat diatasi satu persatu.Â
Selain The Fed yang mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga acuan sebagai upaya untuk menstimulus kondisi perekonomian global yang bergejolak, tiap negara juga harus mampu merespon kebijakan tersebut.