Mohon tunggu...
Yuli Susanti
Yuli Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MENULIS ADALAH SENI MEMPERPANJANG UMUR

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anthrophus Maroko

11 Juni 2023   18:42 Diperbarui: 11 Juni 2023   18:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Laut pernah bercerita tentang keindahannya pada bentang alam lainnya. Tapi yang saya sesalkan laut tidak pernah cerita bagaimana ia mampu kuat dan bertahan terhadap semua yang diasumsikan. Banyak hal yang mungkin bisa didapatkan dan didengarkan dari kisah laut yang bercerita, tapi satu hal yang harus dipahami bahwa semua itu memang sudah digariskan. Tapi bukan berarti tidak ada pengharapan dan kemajuan yang signifikan. 

Sama halnya dengan sikap manusia, jangan hanya mau didengarkan tapi juga coba mau dengarkan.

Jangan hanya mau menang tanpa pernah merasakan kekalahan dan proses pemulihan.

Jangan hanya memikirkan dirinya paling sedih, karena yakinlah bahwa sedih dan bahagia memang sudah ada porsinya.

Sama halnya dengan bentuk wajah, tubuh, hidung atau apapun itu. Banyak tafsiran standar untuk hal tersebut. Dan yang sempurna kadang masih ada celanya. Kadang yang sudah bahagia masih ada kecewa dan sedihnya. Kadang yang sudah sembuh masih terlihat luka yang menganga. Semua hal itu hanya akan terlihat jika kita menggunakan semua sudut pandang yang ada, dan tidak akan melihat dari satu sisi saja.

Ingatlah bahwa jika ada arah itu banyak macamnya. Jika warnapun tidak ada yang benar-benar sama, tapi pasti ada yang serupa. Sama seperti kehidupan manusia yang aslinya sama, hanya berbeda situasinya. Semua hal itu tergantung kepada sang pemiliknya.

Manusia itu ibarat lukisan, bisa dibentuk, diwarnai, dibuat seperti apapun terserah pelukisnya. Jadi jangan menunggu orang lain untuk mengubah, mewarnai bahkan membentuk diri kita. Jangan menunggu orang lain mengambil tindakan terlebih dahulu, baru kita mengikuti jalan itu. 

Kita dan orang lain itu berbeda latarnya, jadi kalopun serupa itu tidak akan pernah sama. Persinggungan itu akan selalu ada, terlebih lagi jika kita sudah memberikan ekspektasi yang tinggi terhadapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun