Mohon tunggu...
Yulistiana Sholiqhah Marli
Yulistiana Sholiqhah Marli Mohon Tunggu... Freelancer - Planologi'19

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Smart City: Peluang dan Tantangan Kota Surabaya

18 September 2021   22:33 Diperbarui: 18 September 2021   22:39 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Smart City adalah integrasi beberapa teknologi informasi dan komunikasi dan solusi internet dengan cara yang aman untuk mengelola sistem informasi, sekolah, perpustakaan, sistem transportasi, rumah sakit, pembangkit listrik, jaringan pasokan air, pengelolaan limbah, penegakan hukum, dan layanan masyarakat lainnya. 

Tujuan membangun kota yang cerdas adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menggunakan informatika dan teknologi kota untuk meningkatkan efisiensi pelayanan dan memenuhi kebutuhan warga. Smart City sendiri memiliki 6 sumbu utama, yaitu: Smart Governance, Smart Economy, Smart Live, Smart Environment, Smart People dan Smart Mobility.

Kota Surabaya memenuhi 3 dari 6 sumbu utama Smart City yaitu Smart Goverment, Smart Living dan Smart Environment. Adapun faktor dan indikator yang menjadi penentu Surabaya dapat memenuhi 3 dari 6 sumbu uatama dalam Smart City yaitu:

  • Smart Governance, meliputi keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan, sistem administrasi kependudukan, sistem administrasi perijinan, partisipasi warga dan sistem monitoring area publik.
  • Smart Living tentang penerimaan murid baru online, SIM sekolah online, portal pariwisata, CCTV pemantau lalu lintas dan fasilitas wifi gratis di tempat public.
  • Smart Environment meliputi sistem peringatan dini bencana,sistem pengolahan sampah berbasis teknologi informasi dan sistem monitoring air berbasis TI .

Pada dasarnya pembangunan Kota Surabaya telah memenuhi enam sumbu utama smart city yaitu smart economy, smart people, smart governance, smart mobility, smart environment, dan smart living. Dalam prosesnya hal tersebut membutuhkan proses yang tidaklah instan, semuanya  disesuaikan dengan kondisi kota Surabaya (misalnya: prioritas masalah, kesiapan masyarakat, anggaran) sehingga prosesnya terkesan lambat. Pembangunan Kota Surabaya juga tidak bersifat sektoral, namun lebih menggunakan pendekatan holistik, secara perlahan namun pada semua dimensi.

Dari kasus Surabaya ini dimensi yang lebih dahulu digarap adalah smart governance dan smart people yang menjadi modal dasar pembangunan menuju Smart City. Jika memposisikan hasil temuan penelitian ini terhadap teori atau konsep yang sebelumnya, beberapa temuan dalam penelitian ini mendukung konsep yang sudah ada. Tiga pondasi awal dari hasil penelitian yaitu teknologi, masyarakat, dan pemerintah (sebagai institusi) mendukung konsep Nam & Pardo yang menyatakan bahwa komponen penting Smart City adalah teknologi, manusia, dan institusi. Selain itu, terkait dengan kinerja pemerintah, Pembenahan kinerja pemerintah sebagai pondasi awal juga mendukung konsep Kourtit & Nijkamp yang menyebutkan bahwa pemerintah yang kuat, dapat dipercaya disertai orang-orang yang kreatif dan berpikiran terbuka merupakan dukungan yang kuat menuju Smart City.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun