Mohon tunggu...
Yulistiana Sholiqhah Marli
Yulistiana Sholiqhah Marli Mohon Tunggu... Freelancer - Planologi'19

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Produksi Agroindustri Tepung Tapioka di Desa Pogalan, Kabupaten Trenggalek

3 Mei 2021   01:05 Diperbarui: 3 Mei 2021   01:06 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Pogalan merupakan suatu daerah sentra agorinsutri tepung Tapioka di Kabupaten Trenggalek. Produksi ubi kayu yang sifatnya hanya musiman maka harga ubi kayu cukup berfluktasi, saat musim panen harga ubi kayu rendah, namun saat ubi kayu tidak dalam musim panen maka harga ubi kayu tinggi. Banyak agroindustry di Kabupaten Trenggalek memanfaatkan tepung tapioka sebagai bahan baku. Oleh karena itu, kebutuhan tepung tapioka semakin meningkat dikarenakan adanya industry tersebut. Kebutuhan tepung tapioka yang meningkat tersebut dapat tercukupi dengan adanya investasi agorindustri tepung tapioka yang baru di wilayah tersebut. Tepung tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan. Tepung tapioka merupakan produk awetan singkong yang memiliki peluang pasar yang sangat luas. Proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka pada industri rumah tangga sama halnya dengan proses pembuatan tepung tapioka disetiap pabrik. Hanya yang membedakan biasanya alat dan teknologi yang berbeda. Proses pengolahannya adalah sebagai berikut :

1.  Pengupasan kulit singkong.

Singkong yang akan proses terlebih dulu dikupas kulitnya. Kulit singkong tidak digunakan untuk dijadikan tepung tapioka. Pengupasan kulit singkong ini menggunakan alat sederhana berupa pisau. Pisau ini fungsinya untuk memotong dan mengupas kulit singkong. Dibutuhkan tenaga dan pengalaman khusus agar kulit singkong bisa terkelupas dengan baik dan benar. Singkong yang sudah dikupas dimasukan ke dalam wadah.

2. Pencucian singkong

Pencucian singkong dilakukan dalam bak yang di dalamnya terdapat alat untuk melakukan pencucian singkong. Singkong ini dimasukan ke dalam glebeg dan untuk proses pencucian singkongnya biasanya membutuhkan banyak sekali air. Jumlah air yang dibutuhkan sekitar 4.000 liter dan dalam proses ini ketersediaan air harus cukup. Air yang digunakan dapat berasal dari sumur dan air sungai. Untuk pencucian singkong tidak ditentukan waktu, karena mesin terus berputar sampai singkong habis.

3. Pemarutan singkong

Setelah singkong dicuci kemudian singkong dimasukkan ke bak yang didalamnya terdapat mesin pemarut untuk dipotong dan diparut sehingga menjadi bubur singkong. Mesin pemarut harus selalu diberi air untuk memudahkan pemarutan. Alat pemarut singkong ini berbentuk kecil dan berada di bawah bak penampungan singkong. Alat ini digerakan dengan menggunakan kaki yang dikayukan dengan mesin ke kayu sebagai pedalan sehingga proses ini akan terus berjalan. Air ini akan mengalikan bubur ke dalam suatu glebeg yang terus menerus berputar Dari glebeg ini kemudian pati singkong dialirkan ke alat penyaring. Dari sini dihasilkan bubur singkong.

4. Penyaringan dan pemerasan bubur singkong

Proses penyaringan dan pemerasan dilakukan dengan mesin saringan. Bubur singkong dimasukkan dalam alat dan harus selalu disiram air. Air dari proses penyaringan ditapis dengan kain tipis yang di bawahnya sudah disediakan wadah untuk menampung aliran air tersebut, di atas saringan ampas tertahan sementara air yang mengandung pati ditampung dalam wadah atau bak pengendapan.

5. Pengendapan bubur singkong

Proses pengendapan bertujuan untuk memisahkan pati murni dari zat pengotor lainnya. Pada proses pengendapan ini akan terdapat butiran pati termasuk protein, lemak, dan komponen lain yang stabil dan kompleks. Proses pengendapan berlangsung selama 24 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun