Mohon tunggu...
Yulistiana Retno
Yulistiana Retno Mohon Tunggu... -

Bersyukur Itu Indah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Teknologi Tinggi Namun Pendidikan Moral Rendah

17 Desember 2010   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di jaman orde baru, pendidikan teknologi semakin tinggi karena kecanggihan tekhnologi yang canggih, dan berkembang pesat.Apalagi, anak sekarang lebih pintar teknologinya, ketimbang orang tuanya.Dampak, anak tentang tekhnologi pendidikan tinggi, dampaknya adalah moralnya semakin rendah. Oleh karena, itu perlu adanya keseimbangan antara pendidikan teknologi dengan moral.

Jadi kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan.Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi dikalangan pelajar sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini..
Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah harus membuat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi agar mempunyai etika cara menggunakan teknologi yang semakin canggih.
Banyak, sisi negatif teknologi terhadap kalangan pelajar, Foto dan video dari telepon genggam yang beredar di internet meningkat jumlahnya. Ini menjadi wajar karena telepon genggam berkamera dan video telah menyandang predikat “HP sejuta umat.” Sebagian besar dari “sejuta umat” adalah kalangan generasi muda-anak hingga berumur 18 tahun-merupakan pengadopsi awal (early adopter) dari berbagai produk teknologi. Dengan teknologi ini semakin berkembang kecenderungan mereka membuka materi yang tidak pantas dilihat orang kebanyakan. Banyak bukti sisi negatif teknologi yang tidak disadari beredar di hadapan orangtua. Memang sebagian besar keluarga di Indonesia masih menempatkan televisi di ruang keluarga. Celakalah para orangtua yang menempatkan televisi di kamar anak-anaknya karena mereka telah meletakkan racun pikiran tepat di jantung sasaran. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat

Sekarang banyak dijumpai anak-anak yang dicap malas belajar. Mungkin mereka bukan malas belajar. Otak mereka sudah tidak mampu menyerap bahan pelajaran dalam jangka waktu lebih lama dari jarak di antara dua spot iklan akibat pengondisian acara televisi.Televisi begitu dahsyat dampaknya, bagaimana dengan komputer?

Sejumlah penelitian bidang teknologi pendidikan menyatakan bahwa komputer

memiliki dampak negatif terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Seperti halnya televisi, meletakkan komputer dengan CD-ROM di dalam kamar anak sama bahayanya. Hal ini, selain memungkinkan anak terlalu sibuk bermain game, komputer dengan CD-ROM memungkinkan masuknya VCD porno ke kamar anak tanpa sepengetahuan orangtua.

Seharusnya orangtua tidak bersembunyi di balik ketidakmampuan mengadopsi teknologi. Orangtua telah lebih banyak memakan asam garam hidup ini.

Teknologi boleh berbeda, tetapi cara manusia menggunakannya masih sama.

Namun, Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:

1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

2.   Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.

3.   Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun