Motif kawung bermakna kesempurnaan, kemurnian dan kesucian. Dalam kaitannya dengan kata suwung yang berarti kosong, motif kawung menyimbolkan kekosongan nafsu dan hasrat duniawi, sehingga menghasilkan pengendalian diri yang sempurna. Kekosongan ini menjadikan seseorang netral, tidak berpihak, tidak ingin menonjolkan diri, mengikuti arus kehidupan, membiarkan segala yang ada disekitarnya berjalan sesuai kehendak alam.
 Semar, manusia titisan dewa yang berakhlak sangat baik dan bijaksana, selalu mengenakan motif kawung ini. Pemaknaan lain terhadap batik Kawung berpendapat bahwa corak ini memiliki pengharapan agar usaha keras membuahkan hasil dan mendapatkan rezeki yang berlipat ganda.
Batik Truntum
Motif Truntum memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Ia menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk "menuntun" kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
Batik Mega Mendung
Batik Mega Mendung memiliki makna melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan. Motif batik Mega Mendung juga memiliki filosofi bahwa masing-masing insan manusia semestinya pandai dalam membendung afeksinya dalam keadaan dan suasana apapun.Â
Filosofi batik Mega Mendung dimaksudkan bahwa manusia diharuskan untuk konsisten sekalipun dalam posisi amarah, layaknya awan yang muncul saat mendung dan menentramkan keadaan di sekelilingnya.Â
Makna batik Mega Mendung juga terdapat dalam pewarnaannya, warna biru disimbolkan sebagai sifat seorang pemimpin yang dapat mengayomi rakyatnya dan 7 warna gradasi digambarkan sebagai lapisan langit yang mempunyai 7 lapis, begitu juga dengan bumi yang terdiri atas 7 lapis tanah, serta dalam satu minggu terdapat 7 hari. Motif batik ini memiliki sejarah yang berkaitan dengan kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tien.
Batik Semen
Batik Semen memiliki makna sebagai penggambaran dari "kehidupan yang bersemi" (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan mega mendung.Â
Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia, yaitu dunia tengah (tempat manusia hidup), dunia atas (tempat para dewa dan para suci) dan dunia bawah (tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka).