Mohon tunggu...
Yulianingsih Siswoyo
Yulianingsih Siswoyo Mohon Tunggu... -

Suka membaca dan baru belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seragam Sekolah : Wajib Beli dari Sekolah ?

31 Desember 2009   07:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ini adalah penuangan ganjelan saya sebagai orang tua murid. Dari sejak saya masih bersekolah, sampai sekarang punya anak usia sekolah, saya mengalami dan kemudian bertanya-tanya, kenapa setiap masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi ( masuk SMP dan SMA ), siswa baru diwajibkan untuk membeli bahan seragam ( masih berujud kain ) dari sekolah.

Mungkin tidak semua sekolah menerapkan seperti ini, namun yang pernah saya alami dan saya amati di lingkungan saya, itu lah yang terjadi. Salah satu detail dalam daftar uang masuk sekolah ( ketika diterima ) adalah untuk seragam sekolah, yang masih berujud kain.

Orang tua murid tidak bisa menghindar dari kewajiban ini. Paling-paling biaya uang masuk bisa dinego untuk bisa dibayar lunas dalam waktu sekian bulan. Tapi tetap saja jumlah uang yang harus dibayar adalah meliputi untuk seragam sekolah tersebut.

Mengapa saya mempertanyakan tentang kewajiban beli dari sekolah ? Karena, melihat dari warna kain yang harus dibeli ( putih – biru tua untuk SMP, dan putih – abu2 untuk SMA ), yang mana sudah ada dalam bentuk jadi di toko2, bukan lagi berujud kain. Jadi bukan corak khusus yang tidak ada di pasaran sehingga harus membeli langsung ke sekolah.

Saya tidak akan mempertanyakan soal seragam olah raga atau seragam bercorak khusus ( batik dengan nama sekolah, atau corak khusus sebagai identitas sekolah ), yang pastinya tidak akan ada di pasaran umum.

Ketika kita membayar sekian rupiah untuk bahan seragam tersebut ( putih – biru tua untuk SMP, dan putih – abu2 untuk SMA ), kita masih harus menyiapkan dana lagi untuk menjahitkan bahan tersebut menjadi atasan dan bawahan. Ongkos jahit sekarang semakin lama semakin mahal, sehingga menambah beban orang tua murid. Sementara di pasar, tanpa melihat kualitas kain, kita sudah bisa membeli seragam sekolah tersebut dengan harga yang lebih murah.

Apalagi, bagi keluarga yang tidak mampu, mereka bisa saja mencari seragam bekas yang tentunya sudah tidak diperlukan lagi oleh pemiliknya bila mereka sudah lulus jenjang sekolah tersebut. Namun bila orang tua murid masih diwajibkan untuk membeli bahan dari sekolah, maka bahan/kain seragam tersebut hanya akan memenuhi lemari mereka. Atau mungkin juga bisa kemudian dijual lagi ?

Mungkin ada juga sekolah-sekolah yang tidak mewajibkan untuk membeli bahan seragam dari sekolah. Mereka bisa memberi pilihan kepada orang tua murid, apakah akan membeli bahan seragam atau kah tidak. Bila ada pilihan seperti ini, orang tua murid akan bisa berkurang beban biayanya untuk meneruskan pendidikan anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun