Mohon tunggu...
Yuli Puspita Sari
Yuli Puspita Sari Mohon Tunggu... Guru - Suka jalan-jalan, Suka nulis kalau lagi rajin.

| IG: @yulipuspita06

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meningkatkan "Index of Happiness" Warga Jakarta dengan "Ride Sharing"

8 November 2017   20:10 Diperbarui: 8 November 2017   21:13 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari www.infonitas.com (ilustrasi kemacetan Pancoran)

Stress bisa menyebabkan bad mood hingga emosi yang kurang bisa terkontrol. Semua bisa saja diawali dengan macetnya jalan raya. Sampai kantor ngedumel dan ujung-ujungnya berdampak pada kerjaan juga. Bukannya bekerja itu harus dinikmati dan disyukuri? supaya nyaman dan happy .

Makin hari gaya hidup masyarakat Jakarta dan masyarakat di wilayah kota besar lainnya semakin digital. Semua serba cepat dan  instan. Semua serba ingin dibilang kekinian. Loh, memangnya salah dengan kekinian? tentu saja tidak. Kekinian artinya hidup harus mengikuti perkembangan zaman.

Nebeng atau Ride sharing menurut pendapat saya merupakan hal kekinian yang  bisa meningkatkan index of happiness warga jakarta yang pulang dan berangkat kerja, maupun orang yang hanya sekedar ingin keliling menikmati riuhnya Jakarta. Dengan konsep berbagi ini, kita sebagai penumpang akan merasa jauh lebih nyaman, aman, dan juga dapat menambah kenalan baru (khususnya buat jomblowers). Tidak akan ada lagi baju kusut, kerudung kusut, gonta-ganti angkutan, dan badan kemringet (keringet banyak) karena desak-desakan dengan penumpang di angkutan masal.  

Pengalaman Saya

Bagi saya yang belum memiliki mobil pribadi, tentu adanya carpooling UBER atau Ride Sharing sangat-sangat membantu. Banyak aktivitas saya terselesaikan dengan efisien dan praktis dengan jasa ojek dan taksi online. Mager! alias malas gerak semua serba cepat dengan hanya satu klik.

Seperti punya mobil pribadi saja, hehehe.... ada yang jemput dan mengantarkan kita sampai ke tempat tujuan dengan cepat. Keuntungannya yaitu kita tidak perlu pusing mencari parkiran, pikirkan biaya perawatan, dan juga tak perlu capek menyetir sendiri. Selain itu, kita juga sudah saling membantu dengan pemilik mobil tersebut, sehingga dapat penghasilan. Dengan tarif UBER yang sangat affordabledan kenyamanan kendaraan, rasanya Index of Happinesswarga Jakarta meningkat.

Dari video uber boxes sunrise tergambar bahwa jika setiap satu orang pemilik mobil mengendarai mobilnya, terbayang penuh dan semrawutnya jalanan dari hari ke hari. Dari pengalaman tetangga saya, bisa saja masing masing anggota keluarga memiliki satu mobil. Ayah, ibu, dan anak-anak pakai mobil masing-masing. 

Hidup semakin sempit, gesekan sana-sini semakin menambah daftar penyebab stress warga. Tak salah memang jika masyarakat membeli kendaraan pribadi, karena mereka melihat fakta di lapangan bahwa moda transportasi massal belum memberikan kenyamanan.  

Dapatkah anda bayangkan beberapa tahun kedepan jika hal ini terus dibiarkan di ibu kota tercinta ini? makin susah parkir, makin pagi lagi berangkat ke tempat kerja karena volume kendaraan semakin banyak, dan makin stress warga Jakarta. Sudah saatnya gaya hidup kekinian Ride sharing ini dijadikan alternatif solusi kemacetan di Jakarta, sembari menunggu pemeritah memperbaiki moda transportasi massal.

Salam Kompasiana.

#RideSharing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun