Travelling, sebuah kegiatan untuk mengunjungi tempat atau destinasi wisata agar dapat rehat sejenak maupun interaksi dengan objek sekitar seperti alam dan masyarakat. Tren travelling menjadi lebih meriah sejak internet telah dapat di akses berbagai segmen masyarakat melalui web maupun mobile.
Industri pariwisata terlihat sangat menjanjikan sampai dengan tahun 2019, berdasarkan data BPS di Indonesia saja terjadi peningkatan kedatangan wisatawan mancanegara dari tahun 2015 s.d 2019 dari 10.23 juta wisatawan per tahun menjadi 16.11 juta wisatawan (57.48% YoY). Pintu masuk utama wisatawan mancanegara melalui kota Bali, Jakarta, Batam, Bintan dan Medan yang memang dari sisi destinasi wisata menjadi favorit dan juga pusat bisnis.Â
Kontribusi pariwisata terhadap PDB dari 2015 sebesar 4.25% menjadi 4.8% pada tahun 2019 melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, penyerapan investasi dan tenaga kerja. Tidak heran terjadi perbaikan yang pesat dari sisi transportasi, akomodasi, perbaikan dan restoran di kota-kota tersebut ditambah lagi saat ini pencarian informasi mengenai destinasi wisata sangat mudah di akses.
Masyarakat Indonesia mempunyai kecenderungan untuk melakukan riset kecil-kecilan secara online sebelum memutuskan travelling. Sebut saja beberapa platform aplikasi travel yang sudah cukup terkenal dalam pemberian informasi yang lengkap mengenai wisata seperti Traveloka,Trivago,Tiket.com, Fave, Pegipegi.com, Airbnb dan Agoda yang menginspirasi konsumen dapat memilih destinasi wisatanya baik dalam negeri maupun luar negeri.Â
Maskapai transportasi juga gencar memberikan promo-promo yang menarik untuk meningkatkan jumlah penumpang dan frekuensi perjalanan. Travel Fair juga pernah booming yang disponsori oleh perbankan, travel agent maupun khusus untuk wisata ibadah yang hampir setiap bulan berlangsung dengan promo tiket pesawat, paket wisata maupun pemanfaatan pre-sale ekslusif atau redeem poin.
Salah satu dari kita pasti pernah melihat iklan promo tiket murah melalui email, sms ataupun social media. Merencanakan travelling dapat dilakukan dari jauh hari ataupun tidak terduga, jika ingin mendapatkan promo-promo menarik biasanya pasti lebih terencana sehingga mendapatkan harga terbaik. Berdasarkan google pencarian diawali dengan kota tujuan, destinasi objek wisata, tempat menginap yang dekat dengan objek wisata ataupun daerah yang benar-benar dapat sebagai objek self healing yang jauh dari hiruk pikuk keramaian.
Terdapat tiga komponen dasar pariwisata yaitu 3 A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas), yang akan menjadi daya tarik suatu wilayah. Atraksi sebagai indikator penting karena wisatawan akan memiliki ketertarikan jika wilayah mempunyai daya tarik khusus yang tidak ditemukan di tempat lainya. Aksesibilitas mewakili sektor transportasi, bagaimana akses menuju suatu wilayah apakah mempunyai banyak pilihan moda transportasi dan mudah dijangkau atau membutuhkan usaha lebih yang tidak bisa melalui transportasi umum. Amenitas merupakan bagaimana penyediaan akomodasi, layanan restaurant dan hiburan lainnya di sekitar daerah wisata sebagai daya tarik tambahan.
Covid 19 memang tidak bisa untuk tidak menjadi pembicaraan, virus ini juga menghantam jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia turun sebesar 88% (YoY) pada tahun 2020. Tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat penghunian kamar hotel pun mengalami penurunan pada tahun 2020, untuk hotel klasifikasi bintang turun dari 53.13% ke 34.23% sementara hotel non bintang juga turun dari 31.60% menjadi 19.62%. Industri pariwisata harus mentransformasi cara travelling karena covid memaksa kita untuk tidak berkumpul sehingga sekarang banyak yang lebih memilih untuk staycation, wisata ke alam terbuka dan tempat dengan protokol kesehatan memadai.
Kementrian pariwisata menyatakan bahwa sebagai contoh konten kreatif vlogging dapat menginspirasi masyarakat untuk tertarik melihat keindahan dan keunikan pariwisata Tanah Air, diharapkan wisatawan nusantara diharapkan dapat menjadi pionir yang mempopulerkan normal baru pariwisata Indonesia berdasarkan protokol Cleanliness, Health, and Safety. Semoga kegiatan traveling masih dapat menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia agar industri pariwisata dapat tetap bertahan hingga pandemi ini usai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H