Permasalahan akan muncul jika memang dari sisi permintaan yang tidak ada sehingga ditranslasikan bahwa kebijakan moneter tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan kebijakan lainnya.
Kedua, tingkat harga akan mengalami penurunan jika penawaran sangat besar yang tidak didukung dengan permintaan. Masyarakat memprediksi kedepannya harga akan turun dan menahan pembelian di saat ini untuk ekspektasi harga yang lebih murah di masa yang akan datang efeknya adalah deflasi.
Ketiga, stagnasi pada tingkat upah pekerja karena bisnis tidak ekspansi perusahaan cenderung mengurangi pengeluaran untuk upah. Perusahaan juga akan ekstra hati-hati dalam melakukan investasi pada barang modal karena menilai potensi profit masih akan rendah. Pekerja yang tidak mengalami kenaikan upah akan lebih berhati-hati dalam menggunakan dana untuk belanja sehingga output tidak mengalami kenaikan.
Apakah Indonesia akan terjerumus dalam “liquidity trap” dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik atau masih terkontraksi. Bank Indonesia masih mempunyai ruang untuk melakukan penurunan suku bunga dengan mengikuti perkembangan inflasi kedepannya sebagai langkah pre emptive menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penurunan suku bunga yang diharapkan untuk memberikan multiplier effect agar pemulihan ekonomi nasional dapat direalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H