Mohon tunggu...
Yulindha Permatasari
Yulindha Permatasari Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UPN "V" YOGYAKARTA. Tulisan adalah curahan,citizen journalisme ..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Seni Bagi Difabel

21 Desember 2011   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang Seni bagi Difabel

Yogyakarta (18/12) - Acara biennal Yogyakarta yang diadakan tanggal 11 Desember – 17 Desember 2011 merupakan Rangka pararel binneal yogya yang ke 11. Rangkaian acara yang diadakan tidak hanya dalam satu tempat ini memiliki tema Religiusitas dan keragaman. Tujuan utama acara ini untuk menghilangkan kata ketidakmampuan.

Rangkaian acara binneal Yogyakarta ini sebagai acara tahuanan yang diadakan setiap 2 tahun sekali ini, tidak hanya diselenggaran di Yogyakarta tetapi serentak di 2 kota besar yaitu Biennal Jakarta dan Biennal Surabaya. Biennal sendiri adalah Komunitas seni rupa.

Acara Pararel Event Binneal Yogyakarta ke 11 ini, salah satu yang diadakan di Alun-alun Selatan juga mengusung tema yang sama Religiusitas dan Keragaman ini menampilkan karya dari komunitas Gerkatin. Komunitas gerkatin sendiri adalah komunitas Tunarungu. Dalam acara yang digelar menampilkan hasil karya dari para komunitas tunarungu. Dalam hal ini terlihat bahwa para difabel yang memiliki keterbatasan juga memiliki kemampuan dalam bidang karya seni. Hal ini membuat Metropolite Bery sebagai penanggung jawab penyelenggara pameran yang diadakan di Alun-alun Selatan ini memiliki keinginan untuk memberi wadah kepada para difabel jika karya mereka tidak kalah kreatif dengan karya seni yang dibuat orang lain.

Seperti yang diungkapkan Eko, “ Kami ingin para difabel juga memilki hak untuk menciptakan kreatifitasnya sehingga tidak terisolir dengan masyarakat lain, ini yang membuat kami memberikan wadah bagi mereka. Kami berharap tidak hanya untuk difabel dibidang olahraga saja tetapi, para difabel juga berhak untuk mendapatkan wadah dalam bidang seni”, Ungkapnya.

Acara yang berlangsung selama 1 minggu ini menjadikan tempat untuk para difabel. Bahwa Mereka memiliki hak untuk berkarya. Hanya saja wadah untuk mengekspresikan karya seni kurang, terutama di Yogyakarta. Harapan yang sangat mulia jika para difabel pun memiliki wadah untuk meekspresikan kreatifitasnya, sehingga tidak adanya perbedaan dengan masyarakat yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun