Kamis, 22 Juni 2022 Yogyakarta -- Harapan Fian merupakan Non-Govermental Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada 4 isu yaitu Identitas, Kesehatan, Pendidikan alternatif, dan Ekonomi, yang bertempat di kota Yogyakarta
Lembaga Swadaya Masyarakat Harapan Fian berkegiatan sejak 2011, namun secara resminya baru awal 2018, LSM Harapan Fian berfokus pada empat Isu yakni; identitas, kesehatan, pendidikan serta ekonomi alternatif. Berawal dari masalah Identitas teman-teman jalanan di kota Yogyakarta menjadi suatu masalah yang harus diperhatikan oleh banyak kalangan. Lembaga Swadaya Masyarakat Harapan Fian menjadi salah satunya Lembaga Swadaya Masyarakat yang menangani kasus teman-teman jalanan di kota Yogyakarta.
Pada awalnya Harapan Fian fokus pada sasaran anak-anak, Sebab menurut LSM ini, anak-anak di jalanan sangat penting, namun LSM tersubut lebih memperluas target sasarannya.seperti orang tua, anggota keluarga lainnya. Harapan Fian beranggotakan 15 sukarelawan yang menjalankan sejumlah program pendampingan bagi anak-anak jalanan di Jogja. Harapan Fian memiliki kegiatan baru yang dibangun hingga saat ini.
Harapan Fian tidak seperti pantiasuhan atau pesantren pada umumnya namun harapan fian adalah selter temporer atau persinggahan sementara. Alasan mangapa Harapan Fian jadikan sebagai tempat persinggahan? Karena menurut observsi yang Harapan Fian lakukan  Sebenarnya ada banyak hal yang juga menjadi alasan namun lebihnya mereka melihat bahwa ada beberapa pantiasuhan/pesantren yang sempat terjadi kekerasan seksual sehingga Harapan Fian dijadikan sebagai tempat persinggahan sementara lalu diantar kepada yang berwajib. Misalnya jika ada seseorang yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) maka Harapan Fian mengarahkan atau meneani orang itu memiliki KTP.
LSM Harapan Fian juga bekerja sama dengan Yayasan Stichting Fian yang bertempat di kota Limburg Belanda. Ahmad Syaifuddin, Founder LSM Harapan Fian, ia menceritakan bagai mana awal bertemu dengan salah satu relawan dari Belanda "Jacky." Awalny mereka bertemu pada tahun 2012 untuk mengerjakan projek teman-teman jalanan yang akhirnya Jacky melakukan observasi, dia kemudian merumuskan peran apa yang kira-kira dia bisa bantu untuk gerakan sosial di indomesia dari situ dibuatlah yayasan dalam bahasa belanda Stichting Fian, jadi kita dibagi Yayasan Stichting  Fian mereka mencari  dana kemudia  LSM Harapan Fian yang menjalankan program/ implementasi. Pendonasi Harapan Fian sebagian brsar adalah anak-anaknya Knil (Tentaranya Belanda dulu).
Sebelum pandemik, pihak LSM Harapan Fian agak kesulitan terutama di stigma, ketika pihak LSM Harapan Fian ingin menangani orang terlantar ada stigma yang muncul bahwa jangan sampai kriminal, bahkan sempat petugas Dinas Kependudukan Catatn Sipil mengatakan bahwa misalkan jika nanti  dikasih identitas dan kedapatan orang terlantar itu melakukan tindak kriminal apakah pihak LSM Harapan Fian siap tanggung jawab? Nah itu stigma dan dari stigma itulah yang kemudian muncul diskriminasi. Ini kan bicara soal hak, dan setiap warga negara tentu memiliki identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang kemudian bisa memmudahkan untuk mendapatkan pekerjaan, Pendidikan, Kesehatan dan lainnya dengan mudah. Tahun 2019 sempet viral KTP untuk transpuan memang yang paling sulit mereka, akhirnya Dinas Kependudukan Catatan Sipil membuka akses untuk mereka, secara tidak langsung agak mudah dan sekarang mudah mereka tidak memuculkan stigma lagi.
Paling sulit sekarang kan ketika kita mengurus KTP orang papua, temen temen papua disini yang tidak punya identitas sulit banget. Salah satu kasus yang ditangi oleh Harapan Fian mengenai identitas adalah  masyarakat asal Papua yang mana dia tidak memiliki identitas KTP dan dibantu oleh Harapan Fian namun masih saja dipersulit oleh lembaga pembuatan identitas tersebut, sehingga memerlukan waktu lama untuk membuat identitas KTP dan kini sudah terselesaikan.
LSM tersebut melalui pendampingan akses administrasi kependudukan dan lokakarya menjahit, maka kini Ahmad Syaifuddin dan kawan-kawan justru menekuni sebuah program bernama Posyandu Jalanan, dan untuk saat ini ada 3 titik posyandu, yang setiap Posyandunya ada 15 keluarga jadi semuanya sekitar 45 keluarga. Selain itu Harapan Fian pada tahun 2021 menangani 15 kasus mengenai identitas, kasus tersebut dibilang cukup ribet karena dari tiap lapisan RT dan RW harus mengetahui untuk melobi-lobi lalu menghubungkan dan sebagainya
Saat saya dan teman-teman berjumpa Ahmad Syaifuddin, mengatakan bahwa pihaknya pada awalnya kebingungan dalam LSM ini namun berpikir ulang dan ingin fokus pada pendidikan bagi teman-teman di jalanan yang sangat kompleks masalahnya." awalnya kami kebingungan dalam LSM ini kemudian berpikir ulang dan mau fokus pada pendidikan teman-teman jalanan saja atau menyelesaikan masalah lainnya," kata Ahmad Syaifuddin.
Keempat Isu dirasa penting, terutama berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Tetapi kendala yang di alami oleh Harapan Fian sendiri adalah masalah dukungan dana dan kurangnya sumberdaya manusia yang benar-benar mau konsisten dalam kegiatan LSM ini. dalam melaksanakan kegiatan harapan fian juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah komunitas yang beranggotakan tenaga kesehatan. Meskipun harapan fian memiliki berbagai kegiatan seperti halnya posyandu jalanan, mengajar, kesehatan dan persoalan identitas warga jalanan. Ahmad Syaifuddin, memastikan bahwa roh harapan fian ialah pendampingan komunitas melalui kegiatan advokasi.
Sekali dalam sebulanya, mereka terbiasa melakukan penjangkauan komunitas jalanan, pemeriksaan kesehatan rutin, monitoring ibu hamil dan juga kembang tumbuh anak, serta pendampingan komunitas untuk mengakses kesehatan di Puskesmas. Selain adanya program posyandu tersebut Harapan Fian juga mempunyai program kejar paket A, B dan C terdapat sekitar 10 orang yang aktif mengikuti program kejar paket.