Mohon tunggu...
Yulinda Lestari
Yulinda Lestari Mohon Tunggu... -

Seorang peneliti kecil yang selalu menikmati hidup dan berusaha untuk tetap ikhlas dan bersyukur. Selalu percaya pada Allah bahwa semua yang diciptakanNya pasti memiliki peran dan manfaat ^_^ Blog lainnya: www.yulindalestari.blogspot.com dan www.yulindalestari.tumblr.com Sharing yuuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Wanita Hebatku: IBU

22 Desember 2010   06:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292999838732641218

IBU... Anugerah terbesar dari Allah... Dilahirkan dari rahim seorang wanita hebat, kuat, tegar dan bersahaja Darinya aku belajar tentang CINTA, cinta yang tulus dan ikhlas Sering ku melihat peluh letihnya tapi tak satupun keluhan keluar dari bibirnya Jalan yang begitu berat dilaluinya hanya untuk MEMBESARKAN aku Ketika jalannya seakan buntu, ia melihatku kemudian tersenyum, berdoa kepada Allah memohon ditunjukkan jalan Terpancar kebahagiaan dari raut wajahnya jika melihatku tertawa Berpendar kesedihan ketika menatapku menangis tersedu Pun tak membuatnya lemah, tetap tegak berjalan membimbingku Kekuatan tiada tara yang Allah anugerahkan kepadanya... Air mata yang diberikanNya menjadi obat bagi setiap luka yang tertoreh Perjuangannya hanyalah untukku, hingga kepentingannya sering terabaikan Ia memilih untuk mengorbankan kesenangan hidupnya demi hidupku Sendiri tertatih mencari RidhoNya agar aku bisa tercukupi dan berhasil Gunjingan orang lain tak diindahkannya, justru semua itu menjadikan pemicu Yang aku tahu, hanya Sang Khalik teman curahan hatinya ketika ia mulai terpuruk Ketika yang lain terlelap, ia selalu memanjatkan doanya kepada Engkau Karena hanya padaNya, ia bisa memperlihatkan kelemahannya Di depanku dan semua orang, senyum terindahlah yang ditunjukkannya Di tengah keterbatasannya, ia selalu ingin mendidik dan membimbingku secara sempurna Tak muluk harapannya, hanya ingin melihatku tumbuh sholehah menjadi pribadi yang matang Gemblengan yang diberikannya bukan karena ingin menyiksaku, aku bisa merasakan kasih sayangnya yang begitu dalam Harapannya di dunia ini hanyalah aku, anak yang selalu dibanggakannya Tapi ia tak pernah mengajarkanku untuk takabur dan sombong Selalu rendah hati, berbuat baik dan bisa bermanfaat bagi sesama Menunjukkan ketegaran dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan ini "Hadapilah saat sekarang ini karena hanya saat ini yang kita punya, isilah sebanyak mungkin dengan kebaikan agar ketika sudah menjadi masa lalu kita tidak akan menyesalinya sedangkan masa nanti itu tidak pasti akan datang maka mintalah selalu yang terbaik kepadaNya" Pesan yang tak pernah bosan ia ingatkan padaku Saat ini, ketika anak yang diperjuangkannya ini sudah bisa mulai ia lepas sendiri Bimbingan dan dekapannya selalu mengiringi kapanpun aku membutuhkannya Dia mempercayakan padaku untuk menyelesaikan semua masalah dan ujian hidupku sendiri Menurutnya pencarian solusi adalah proses pendewasaan diri agar aku bisa naik ke tahapan hidup berikutnya Keegoisan kadang membuatku lupa, aku sibuk berkutat dengan urusanku sendiri Melupakan ia yang juga membutuhkanku sebagai sandarannya karena yang dimilikinya hanyalah aku Aku sering melupakan itu, kepedihan hatinya sering tak terbaca olehku Durhakakah aku? Allah ampunilah aku... Hanya wanita hebat ini yang paling berarti dalam hidupku, ia adalah kekuatanku Berkat doa dan bimbingannya, aku bisa seperti sekarang ini berjalan meniti hidup Aku bermunajat kepada Engkau ya Allah... Lindungilah selalu ia dalam berkah dan kasih sayangMu Tiada daya dan kuasaku untuk menentukan apa yang terbaik untuknya Hanya upaya dan doa yang bisa kuiringi untuknya Hidupku hanya kupersembahkan untuk membahagiakannya Kalau boleh memilih, inginku menghabiskan sisa hidupku hanya untuk menemaninya Dan jika harus kujalani dengan teman hidup lain, aku hanya memohon kepada Engkau Untuk memberikan kesholehan hati padanya agar bisa menyayangi wanita hebatku seperti aku menyayanginya. Amin Aku mencintaimu, Wahai Wanita Hebatku... Ibu [caption id="attachment_81248" align="aligncenter" width="300" caption="Illustration"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun