Mohon tunggu...
YULINA TRISNAWATI
YULINA TRISNAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Pendidikan Kimia/Universitas Negeri Malang

Desain Grafis/Social Media Admin/Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BUDIKDAMBER: Komitmen SMAN 2 Blitar dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan

9 Desember 2023   19:19 Diperbarui: 9 Desember 2023   20:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMA Negeri 2 Blitar tengah melaksanakan program BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan dan Sayuran dalam Ember) sebagai materi dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan atau biasa disingkat PKWU. Program ini dimulai sejak bulan Juli 2023 dan dilaksanakan oleh siswa kelas XI. Kegiatan budikdamber ini adalah wujud komitmen SMA Negeri 2 Blitar untuk menguatkan langkah dalam mendukung ketahanan pangan sebagai sekolah berketahanan iklim. Kegiatan ini dibimbing oleh Bapak dan Ibu guru pengampu mata pelajaran PKWU kelas XI, serta mahasiswa asistensi mengajar UM.

Tahap persiapan pelaksanaan program budikdamber meliputi menyiapkan alat dan bahan berupa ember yang telah diberi lubang sesuai rencana usaha serta bibit ikan budidaya (lele), penyemaian bibit sayur dalam cup gelas plastik bekas pakai, dan pemilihan tempat budidaya dengan memperhatikan ketersediaan cahaya matahari serta akses air bersih. Penyemaian bibit sayur dilakukan lebih awal agar bibit siap budidaya secara budikdamber, yakni memiliki 2−7 helai daun. Sambil menunggu tumbuhnya bibit sayur, maka proses selanjutnya adalah netralisasi ember dengan merendam ember menggunakan pelepah pisang selama kurang lebih 2-3 hari yang bertujuan untuk menghilangkan aroma plastik dari ember serta zat racun yang terkandung dalam plastic ember. 

Apabila ember sudah dalam kondisi netral, maka ember siap diisi air dan diberi EM4 sebagai probiotik dalam meningkatkan kualitas air dan bakteri baik yang mendukung budidaya ikan meningkatkan laju pertumbuhan ikan, serta mencegah penyakit pada ikan. Selanjutnya dilakukan aklimatisasi benih ikan dan pemindahan sayuran pada bagian tutup ember budikdamber. Melalui budikdamber, selain bisa memanen ikan juga bisa panen sayur sekaligus. Sayur yang dibudidaya bermacam-macam, bisa berupa sayur kangkung, packcoy, dan selada namun pada semester ini sayuran yang budidaya adalah kangkung.

Jenis ikan yang digunakan dalam budikdamber secara umum menggunakan ikan konsumsi sebagai produk utama budidaya. Tidak semua jenis ikan cocok untuk dibudidayakan dengan metode budikdamber. Ikan yang cocok untuk dibudidayakan pada metode budikdamber adalah jenis ikan yang tahan terhadap kadar oksigen rendah serta sesuai dengan kearifan lokal dari daerah tempat budidaya, misalnya ikan lele. Ikan yang mempunyai rasa lezat ini, juga termasuk omnivora, sehingga mudah dalam perawatannya. Ikan ini tahan terhadap penyakit dan kerap dimanfaatkan sebagai penjaga kualitas air. Pemeliharaan ikan lele tergolong singkat, yakni sekitar 3-4 bulan sejak aklimatisasi ikan lele sudah siap panen. Ikan lele mempunyai sifat kanibal sehingga saat membudidayakan ikan lele perlu dilakukan penyeragaman ukuran dengan penyortiran. Ikan lele cocok dibudidayakan secara budikdamber karena ikan lele mampu bertahan hidup pada kualitas air kurang baik dan kepadatan habitat yang tinggi.

Budidaya ikan lele (dokumentasi mahasiswa asistensi mengajar UM)
Budidaya ikan lele (dokumentasi mahasiswa asistensi mengajar UM)

Proses pemeliharaan dan perawatan budikdamber dilakukan setiap hari dengan memberikan pakan berupa pelet pada pagi dan siang hari. Selain itu, setiap seminggu sekali juga dilakukan pengecekan kualitas air, jika air dirasa sangat kotor, keruh, dan bau maka dilakukan mengganti air di dalam ember. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui apakah terdapat limbah berupa ikan yang mati, sisa pakan, maupun, feses ikan di dasar ember. Air yang kotor perlu diganti karena banyak mengandung nitrogen dan sedikit oksigen, jika tidak dilakukan penggantian ikan akan stress dan banyak yang mati. Pemeliharaan dilakukan secara rutin selama kurang lebih 4 bulan hingga ikan siap dipanen. Sementara itu, sayuran dapat dipanen apabila sudah mencapai usia 14-21 hari sejak ditanam. Selama proses pemeliharaan hingga panen, peserta didik mendapat arahan dari Bapak/Ibu guru dan mahasiswa asistensi mengajar UM. 

Proses pemanenan sayur kangkung (dokumentasi mahasiswa asistensi mengajar UM)
Proses pemanenan sayur kangkung (dokumentasi mahasiswa asistensi mengajar UM)

Keberhasilan budikdamber mulai dari pembibitan sampai pemanenan ini tidak terlepas dari dukungan Bapak/Ibu guru pengampu serta usaha dan kerja keras para peserta didik itu sendiri. Program ini juga menjadi pengalaman yang baru bagi mahasiswa asistensi mengajar UM, karena dapat terlibat langsung mulai dari awal persiapan hingga panen dilakukan. Bersama dengan upaya nyata dan kontribusi aktif dari seluruh elemen, SMA Negeri 2 Blitar terus berupaya untuk menggalakkan ketahanan pangan melalui program budikdamber ini. Kedepannya, semoga program ini bisa terus digencarkan di sekolah dan menjadi perhatian karena selain meningkatkan ketahanan pangan, juga turut berkontribusi dalam perwujudan sekolah berketahanan iklim dan adiwiyata mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun