Mohon tunggu...
yulina dewi
yulina dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Listening to songs

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Moneter Korea Selatan di Tahun 1997 dan Strategi dalam Menghadapinya

4 April 2023   22:33 Diperbarui: 4 April 2023   22:47 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: petertasker.asia

Korea Selatan pada masa itu tidak dapat menemukan cara lain guna mengatasi krisis tersebut, sehingga meminta bantuan IMF menjadi cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan itu.Menguktip dari laman IMF(2/4), IMF didirikan di tahun 1944 setelah adanya Depresi Hebat yang menerjang di tahun 1930-an. 

Oleh sebab itu, terdapat 44 negara anggota pendiri berupaya membangun kerangka kerjasama ekonomi internasional. Saat ini, keanggotaannya mencakup 190 negara, dengan staf yang berasal dari 150 negara. IMF diatur oleh dan bertanggung jawab kepada 190 negara yang menjadi anggota hampir globalnya.

IMF merupakan organisasi tingkat internasional yang memiliki tanggungjawab dalam hal mengatur sistem finansial internasional serta menyediakannya berupa pinjaman terhadap para negara anggotanya guna membantu jika terdapat isu-isu keseimbangan keuangan negara dari masing-masing negara tersebut. 

Membantu negara-negara yang sedang terdapat masalah ekonomi yang serius merupakan salah satu misi dari didirikannya IMF. Yang kemudian dengan negara tersebut diwajibkan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan tertentu adalah bentuk imbalannya.

Liberalisasi keuangan yang tidak mampu untuk dikendalikan dianggap sebagai penyebab krisis moneter ini. Yang mana kebanyakan diakibatkan oleh liberalisasi pasar dan arus modal yang kemudian menuju kepada depedensi yang berlebih terhadap sektor swasta. 

Kemudian terdapat laporan-laporan yang menyatakan bahwa krisis tersebut terjadi karena adanya masalah struktural yang mengakibatkan neraca lembaga keuangan Korea Selatan rentan untuk terkena guncangan dari pihak eksternal. Oleh sebab itu tentunya dibutuhkan langkah-langkah guna mereformasikan keseluruhan sektor keuangan maupun perusahaan secara bersama.


Strategi Korea Selatan dalam Menghadapi Krisis

IMF berfungsi dalam hal memberantas krisis moneter yang terjadi antar negara, tak terkecuali Korea Selatan.  Sebagai penyedia berupa pinjaman dana kepada negara yang sedang mengalami krisis moneter adalah fungsi utama dari berdirinya IMF. Korea Selatan melalui bantuan dari pihak IMF berupaya untuk mendirikan perusahaan Multi Nation Cooperation (MNC), misalnya Samsung. 

Pendirian perusahaan tersebut adalah upaya atau strategi yang di jalankan oleh Korea Selatan guna memperoleh kestabilan ekonomi domestiknya. Berdirinya perusahaan MNC ini lah yang pada akhirnya mampu meningkatkan aktivitas ekspor negara-negara seperti halnya India atau Tiongkok yang mana juga bertujuan untuk meningkatkan profit negara.

Korea Selatan termasuk negara yang cepat dalam hal memulihkan kembali perekonomian negaranya jika disandingkan dengan negara Asia Tenggara seperti halnya Thailand maupun Indonesia di tahun 1997. Bahkan Korea Selatan mampu untuk melunasi pinjaman yang diberikan oleh IMF 3 tahun lebih awal dari jangka waktu yang telah disepakatkan. Hal ini tentunya memberikan citra Korea Selatan sebagai negara yang terbilang mandiri.

Dengan adanya liberalisasi pasar keuangan guna memperkuat jalannya modal investasi asing yang di jalankan secara terbuka adalah tanda dari berjalannya reformasi yang dilakukan oleh presiden Korea Selatan kala itu yaitu Kim Dae-Jung  oleh sebab itu, ikut campur IMF dalam hal pulihnya perekonomian Korea Selatan dianggap cukup efektif guna membantu krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Akan tetapi tentunya dengan pulihnya perekonomian Korea Selatan tak hanya berasal dari bantuan IMF. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun