2. Pengendalian Diri (Self-Regulation): Kemampuan untuk mengelola emosi negatif, menghindari tindakan impulsif, dan beradaptasi dengan perubahan. Pengendalian diri membuat seseorang mampu menjaga stabilitas emosional, bahkan dalam situasi sulit.
3. Motivasi (Motivation): Dorongan internal untuk mencapai tujuan dengan tekun, optimisme, dan antusiasme, terlepas dari tantangan eksternal. Motivasi yang tinggi membantu seseorang tetap gigih dan fokus pada tujuan jangka panjang.
4. Empati (Empathy): Kemampuan untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain, yang membantu dalam merespons dengan cara yang sesuai dan membangun hubungan yang lebih dalam. Empati memungkinkan seseorang untuk terhubung dengan orang lain dan mendukung mereka secara emosional.
5. Keterampilan Sosial (Social Skills): Kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan, berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, dan mengelola konflik. Orang dengan keterampilan sosial yang baik cenderung mudah bergaul dan berkolaborasi, yang penting dalam lingkungan kerja maupun kehidupan pribadi.
Menurut Goleman, kelima aspek ini bisa dikembangkan dan dilatih untuk meningkatkan kecerdasan emosional seseorang. Dengan kecerdasan emosional yang kuat, seseorang bisa mengelola emosi dengan lebih baik, menciptakan hubungan yang sehat, dan meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Kesimpulannya, menurut Daniel Goleman, Emotional Intelligence (EI) adalah kemampuan penting yang melibatkan pemahaman, pengelolaan, dan penggunaan emosi secara efektif, baik untuk diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain. Goleman menjelaskan bahwa EI memainkan peran kunci dalam kesuksesan pribadi dan profesional, sering kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H