Mohon tunggu...
Yuli Kurniyawati
Yuli Kurniyawati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya guru matematika di SMP N 1 Ngadirejo Temanggung Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Murid Sopan dan Bermental Tangguh

16 November 2014   03:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:43 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jaman modern seperti saat ini banyak kita jumpai mulai lunturnya nilai-nilai kesopanan, tatakrama juga budi pekerti. Begitu juga dengan kondisi para siswa,  sering saya jumpai anak-anak yang belum tau sopan santun dan tata krama terhadap gurunya. Hal ini merupakan tantangan bagi kita para pendidik untuk bisa mendidik dan memberi suri tauladan kepada anak didik kita.

Saat akan masuk kelas IXA saya hampir berbarengan dengan salah satu siswa dan disitu saya temui pintu kelas terganjal keset sehingga sulit dibuka. Pada saat saya akan  membetulkan keset tersebut tiba-tiba seorang siswa tadi menarik keset lebih dulu dan membetulkannya kemudian mempersilahkan saya masuk kelas dengan isyarat ibu jarinya dan sambil membungkukkan badan. Saat itu dalam benak saya berkata anak ini sopan sekali dan kebetulan saya belum begitu hafal dengan anak itu karena masih awal saya masuk kelas itu.

Suatu hari saya bersilaturahmi kerumah saudara, saat diperempatan jalan saya berhenti menunggu jalan sepi karena mau menyebrang. Dari seberang jalan saya belihat seorang anak bersepeda motor dengan dibelakangnya ada gerobag bakso, dia menyapa saya dengan ramah sambil tersenyum. saat itu saya teringat dia adalah salah satu murid disekolahku. Dalam hatiku saya sangat terkesan dengan anak itu, dalam keadaan seperti itu dia tidak merasa malu dan rendah diri bertemu dengan gurunya bahkan dia dengan bangganya  menyapa saya

Keesokan harinya saya tanya anak tersebut, dia menceritakan sudah setahun yang lalu dia menjual bakso keliling lantaran  terimpit ekonomi orang tuanya dan dia tidak tega meminta uang saku kepada orang tuanya. Ada hal lain  yang membuat saya kagum, ternyata  hasil penjualan bakso itu  sebagian dia gunakan untuk uang saku, sebagian ditabung dan sebagian lagi tiap minggunya dia gunakan untuk membelanjakan ibunya  keperluan sehari-hari kadang sabun, kadang gula kadang minyak. Subhanallah... mulia sekali hati anak ini saya hampir meneteskan air mata mendengar ceritanya. Tidak hanya itu dia menabung uangnya itu untuk melanjutkan SMK dan setelah  lulus dia pengin bekerja sambil kuliah.Pengalaman ini sangat memotivasi saya untuk selalu menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak didik baik kejujuran, tata krama, sopan santun,  maupun pantang menyerah dari keadaan untuk menyongsong masa depan. Dan semoga saya sebagai insan pendidik bisa melakukannya dan selalu meningkat dari waktu kewaktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun