Suci Susilawati, Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Indonesia
Sejak tanggal 16 November 2020, kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Pendidikan Indonesia resmi dibuka melalui pertemuan di sebuah platform konferensi elektronik. KKN Tematik sebagai implementasi dari Tridharma Peguruan Tinggi yakni pendidikan, pengabdian, dan penilitian kali ini menjadi sebuah jawaban dan tanggapan atas masalah yang terjadi sebagai dampak dari adanya pandemic Covid-19. Kegiatan KKN Tematik di masa adaptasi kebiasaan baru Covid-19 ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi  mahasiswa untuk menyalurkan kerja nyata di lingkungan sekitar mereka masing-masing dalam rangka mencegah dan menanggulangi dampak Covid-19 terutama di bidang pendidikan.
Terdapat tiga jenis program yang diusung dalam tema KKN kali ini, yaitu 1) Programm edukasi penanggulangan dampak Covid-19 di bidang pendidikan (program wajib); 2) Program edukasi pencegahan Covid-19 bagi masyarakat secara daring (program pilihan); dan 3) Program edukasi penanggulangan dampak Covid-19 di bidang ekonomi (program pilihan). Pelaksanaan program KKNT di Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat menitikberatkan pada satu program wajib yakni penangulangan dampak Covid-19 di bidang pendidikan serta satu program pilihan, yakni program edukasi pencegahan Covid-19 bagi masyarakat secara daring.
Dalam mekanismenya, seluruh mahasiswa diwajibkan melaksanakan setiap kegiatan secara daring dan menghindari kegiatan fiik secara langsung meskipun berada di wiayah yang tidak mengalami persebaran virus signifikan. Seperti di Desa Celak, Kecamatan Gununghalu tempat saya tinggal. Tidak adanya kasus positif Covid-19 di wilayah kecamatan saya tidak bisa menjadi alasan untuk tetap melaksanakan kegiatan secara luring. Termasuk segala kegiatan belajar mengajar di sekolah sekitar tempat tinggal saya, tetap melaksanakan mekanisme pembelajaran jarak jauh.
Menjadi hal yang cukup memprihatinkan bagi saya, sebab adanya Pandemi Covid-19 hanya dirasakan paling besar dampaknya dalam ranah pendidikan. Sekolah dirumahkan bukanlah seharusnya berarti sekolah diliburkan. Namun pada kenyataannya, selama pandemi ini banyak anak yang kehilangan kegiatan sehingga terlalaikan oleh kegiatan lain yang tidak terlalu penting.
Menurut kesaksian beberapa wali siswa yang saya wawancarai, sejak adanya pandemic Covid-19 anak-anak jadi tenggelam dalam kegiatan yang tidak bermanfaat. Sebagian orang tua mengaku bahwa mereka telah memerhatikan dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya berupa gadget dan kuota, namun tak lantas membuat anak-anak sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban belajar mereka. Hal ini ditenggarai terjadi sebab minimnya pengawasan dan dorongan terhadap siswa. Begitu pula, para guru juga mengakui mengalami keresahan serupa. Keterbatasan guru untuk bisa mengawasi dan memotivasi siswa juga menjadi factor atas menurunnya performa dan capaian belajar siswa.
Atas masalah tersebut di atas, saya berinisiatif untuk membantu guru membuat materi pembelajaran daring yang lebih menyenangkan karena saya berasumsi bahwa ketidakmaksimalan siswa belajar secara daring itu tidak hanya dikarenakan oleh ketidaktersediaan perangkat atau kuota, namun juga dikarenakan kejenuhan. Saya membuat materi pelajaran IPA dan IPS untuk kelas IX menggunakan platform game edukatif berupa Kahoot dan Quizziz. Respons siswa cukup baik terhadap materi pembelajaran tersebut cukup baik bahkan ada beberapa dari mereka yang mencoba mengerjakan kuis berkali-kali untuk mendapatkan nilai maksimal.
Selain itu, saya juga membantu guru dalam menyusunn soal Penilaian Akhir Semester (PAS) dan menginput nilai hasil PAS. PAS di sekolah yang menjadi mitra KKN saya dilaksanakan secara offline namun tetap mempertimbangkan protokol kesehatan. Siswa diminta untuk datang ke sekolah untuk mengambil soal-soal ujian. Siswa diberi waktu mengerjakan soal-soal tersebut selama satu minggu di rumah dan harus mengumpulkan soal ujian yang telah mereka kerjakan pada waktu yang telah ditentukan. Hasil dari PAS dari keseluruhan mata pelajaran ternyata masih tidak juga memuaskan, padahal mereka bisa dengan bebas mencari jawaban di internet menggunakan hape mereka masing-masing, atau melihat catatan, ataupun meminta bantuan pada orang tua. Hal ini kembali mengerucutkan sebuah konklusi, bahwa masalahnya terletak pada motivasi siswa.
Selain bidang pendidikan, saya juga melaksanakan sosialisasi pencegahan Covid-19 bagi masyarakat secara daring melalui social media. Menjadi hal yang sangat penting, sebab ternyata berbulan-bulan hidup berdampingan dengan pandemi tidak lantas membuat masyarakat terutama di wilayah pedesaan seperti tempat saya tinggal untuk membiasakan diri dengan pola hidup bersih. Memakai masker hanya diperhatikan bila ada razia, itupun jadwalnya razianya seolah sudah mereka hafalkan.
Saya memanfaatkan momen KKN ini untuk lebih mengekplorasi minat saya dalam menggambar. Saya belajar membuat poster dan juga mencoba membuat beberapa ilustrasi yang berkaitan dengan kampanye adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi melalui sebuah aplikasi digital drawing yang bisa saya akses melalui smartphone. Berikut ini salah satu ilustrasi yang saya buat dan saya bagikan melalui Instagram dan Whatsapp.
Pengalaman ini banyak mengajarkan saya, bahwa bahwa dalam kondisi yang tidak terduga seperti masa pandemi saat ini, selain banyak membawa tantangan juga sebetulnya menawarkan banyak solusi dan kemudahan. Dalam kesulitan dan, justru di sanalah terletak kesempatan bagi kita untuk mengerahkan kemampuan, mencari solusi dan jawaban, mengembangkan diri juga sekaligus memberi manfaat bagi sesama. Dalam kondisi yang segalanya serba terbatas ini, kita juga akhirnya dipaksa untuk berpikir secara out of the box dan juga dipaksa untuk melahirkan kreativitas. Semoga ada banyak pelajaranlainnya yang didapat dari masa-masa sulit ini, juga semoga selalu sehat pembaca semuanya J.