Salam Hebat, Pendidik Nusantara!
Sebagai guru yang menempuh pendidikan guru penggerak di Angkatan X ini, saya merasa tercerahkan dengan hadirnya modul 3.1 yang menitik beratkan pada Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Secara  umum, modul ini menggarisbawahi dan terhubung dengan materi serta sejumlah hal penting sebagai berikut:
Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pengambilan KeputusanÂ
Pratap Triloka, sebagai landasan filosofi Ki Hajar Dewantara, memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan. Prinsip ing ngarso sung tulodo mendorong pemimpin untuk menjadi teladan, ing madya mangun karso menginspirasi kolaborasi, dan tut wuri handayani, sebagai panutan kita perlu memastikan keberlanjutan nilai kepemimpinan. Ketiga prinsip ini saling melengkapi dan membentuk pemimpin yang tidak hanya efektif, tetapi juga inspiratif.
Nilai-Nilai Pribadi dan Prinsip Pengambilan Keputusan
- Nilai-nilai yang kita yakini secara mendalam akan menjadi kompas yang memandu kita dalam membuat keputusan, bahkan ketika dihadapkan pada dilema yang sulit. Misalnya, jika kejujuran adalah nilai utama kita, maka kita akan selalu berusaha memilih opsi yang paling jujur, sekalipun itu berarti mengorbankan keuntungan pribadi.
- Â Prinsip-prinsip pengambilan keputusan kita sangat dipengaruhi oleh sistem nilai yang kita miliki. Nilai-nilai seperti keadilan, empati, dan integritas akan menjadi filter yang menyaring setiap pilihan, memastikan bahwa keputusan yang kita ambil selaras dengan keyakinan terdalam kita.
Pengambilan Keputusan dan Kegiatan Coaching
Coaching adalah mitra yang berharga dalam perjalanan kita menuju pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan bimbingan seorang pendamping, kita dapat mengidentifikasi bias, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membangun kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan. Â Kegiatan coaching sangat penting dalam membantu kita menguji dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Seorang pendamping dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis, perspektif baru, dan dukungan emosional yang membantu kita melihat situasi dari berbagai sudut pandang. Melalui coaching, kita dapat mengidentifikasi bias kognitif, mengevaluasi efektivitas keputusan, dan mengembangkan strategi yang lebih baik untuk masa depan.
Keterkaitan Aspek Sosial Emosional dengan Pengambilan Keputusan
Kemampuan berempati dan mengelola emosi adalah kunci untuk menjalin hubungan yang harmonis, terutama dalam situasi yang kompleks seperti dilema etika. Dengan memahami perasaan orang lain, kita dapat membuat keputusan yang tidak hanya adil, tetapi juga diterima oleh semua pihak. Kemampuan mengelola emosi dan memahami perspektif orang lain sangat penting dalam menghadapi dilema etika. Jika kita mampu mengendalikan emosi dan berempati dengan orang yang terlibat, kita akan lebih mudah membuat keputusan yang adil dan bijaksana.
Studi Kasus dan Nilai-Nilai Pendidik
Studi kasus yang berfokus pada masalah moral dan etika membantu kita merefleksikan nilai-nilai yang kita anut sebagai pendidik. Melalui analisis kasus, kita dapat mengidentifikasi nilai-nilai mana yang paling relevan dalam situasi tertentu dan bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan.