Berdiri mematung diantara deretan palm raja
Berpayung lebar di rintiknya hujan
Tatapan kabur tergambar nanar
Bibir bergetar melafalkan keinginan
Jiwa yang menyesal
Raga yang memohon terbukanya pintu maaf
Bagi kata yang terlanjur terucap
Menyayat mencabik nurani
Meremukkan harga diri yang tinggal secuil
Wanita bermantel hitam
Berlari tanpa alas kaki
Di tengah guyuran hujan
Di keramaian orang mencari perlindungan
Tak ada alasan buatnya untuk kembali
Jika yang dicinta sudah terlampau menyakiti
Berharap hujan lebat membalikkan keadaan
Mengembalikan pada cerita awal
Membungkus kata-kata yang tak pantas
Dan membakarnya jadi abu
Hingga luruh di air hujan
Berdiri mematung tak peduli dingin membeku
Menunggu jawaban permintaan begitu dalam
Berharap hujan mengantarkan sang pujaan
Sampai batas waktu mampu bertahan
Salam
Yuli H. // 16 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H