"Apaan sih Nal, ngagetin orang aja?" katanya sewot.
Donald menarik kursi sebelah Lee dan mendudukinya. Meletakkan tas pada kolong meja sambil melirik Lee. Dia tau Lee masih belum melupakan kejadian kemarin malam. Kejadian yang juga belum hilang dari ingatanya.
"Masih mikirin Pak Ilham?" Donald membuka obrolan. Lee mengangkat dagunya mengiyakan.
"Sudah nggak usah dipikir, mungkin kemarin kita kecapean, trus berhalusinasi ketemu Pak Ilham."
"Eh, Nal. Mana mungkin dua orang berhalusinasi hal yang sama, nyambung lagi. Ah, kau." Lee sewot.
"Iya, ya?" Donald menjerjitkan kedua alisnya yang tebal hingga hampir menyatu.
"Trus menurut mu, Â apa nanti Pak Ilham nungguin kita di kelas?" tanya Lee.
"Ya, nggak mungkinlah. Kata pak ustad orang yang meninggal itu alamnya sudah beda, jadi kalau ada penampakan Pak Ilham, itu mungkin qorin yang menyerupai Pak Ilham..." kata Donald dengan tampang serius.Â
"... Menurut Hadis Riwayat Muslim : 'Tidak seorang pun dari kalian melainkan padanya telah didampingi oleh qorinnya dari golongan jin dan golongan malaikat. Dan kedua makhuk itu tidak akan mati sebelum hari kiamat, nah kemungkinan salah satu dari mereka yang kita lihat kemarin." jelasnya berapi-api.
 "Jadi yang kemarin itu Jin apa malaikat?"Â
"Kalau malaikat nggak mungkin, kita ini siapa? Mungkin lebih tepatnya Jin qorin. Â Menurutku, sih." suara Donald merendah tak yakin dengan jawabannya sendiri.