Mohon tunggu...
yulidianilamsari
yulidianilamsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Teknologi Pangan, Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

culinary

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Revolusi protein alternatif,masa depan pangan yang berkelanjutan

29 Januari 2025   22:55 Diperbarui: 29 Januari 2025   22:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia mengalami pergeseran besar dalam pola konsumsi protein. Kekhawatiran akan dampak lingkungan dari peternakan konvensional, kesejahteraan hewan, dan kebutuhan akan pangan yang lebih berkelanjutan mendorong lahirnya revolusi protein alternatif. Dari daging nabati hingga protein yang diproduksi melalui fermentasi presisi dan kultur sel, inovasi ini berpotensi mengubah cara kita makan dan memproduksi makanan di masa depan.

Mengapa Kita Membutuhkan Protein Alternatif?

  1. Dampak Lingkungan -- Industri peternakan bertanggung jawab atas sekitar 14,5% emisi gas rumah kaca global, membutuhkan lahan yang luas, dan mengonsumsi air dalam jumlah besar.
  2. Keamanan Pangan -- Ketergantungan pada peternakan dapat meningkatkan risiko penyakit zoonosis, seperti flu burung atau COVID-19, yang berasal dari interaksi manusia dengan hewan.
  3. Kesehatan -- Daging merah dan olahan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan kanker, sehingga banyak orang mencari alternatif yang lebih sehat.
  4. Tantangan Populasi -- Dengan populasi dunia yang diprediksi mencapai 10 miliar pada tahun 2050, kita perlu menemukan sumber protein yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Jenis-Jenis Protein Alternatif

1. Daging Nabati (Plant-Based Meat)

Daging nabati dibuat dari bahan seperti kedelai, kacang polong, dan gandum yang diolah untuk menyerupai tekstur dan rasa daging asli. Produk seperti Impossible Burger dan Beyond Meat telah sukses menghadirkan pengalaman makan yang mirip dengan daging hewan.

Keunggulan:

  • Mengurangi emisi karbon hingga 90% dibandingkan daging sapi.
  • Bebas dari kolesterol dan antibiotik.
  • Tidak membutuhkan pemanfaatan lahan yang besar.

Tantangan:

  • Beberapa produk masih memiliki kadar natrium tinggi.
  • Perlu lebih banyak inovasi dalam rasa dan tekstur agar benar-benar menyerupai daging asli.

2. Protein Fermentasi Presisi

Fermentasi presisi menggunakan mikroorganisme seperti ragi atau bakteri untuk menghasilkan protein yang identik dengan yang ditemukan dalam hewan. Contohnya adalah Perfect Day, yang memproduksi whey protein tanpa sapi melalui fermentasi mikroba.

Keunggulan:

  • Dapat menghasilkan protein hewani tanpa peternakan.
  • Proses produksi lebih efisien dan ramah lingkungan.
  • Produk bebas dari laktosa dan alergen lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun