Mohon tunggu...
Yulia Wulandari
Yulia Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Semangat, pasti bisa!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seringnya Perungdungan dengan Kedok Candaan

27 November 2021   00:36 Diperbarui: 27 November 2021   00:43 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perundungan merupakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara sengaja berupa tindakan yang tidak menyenangkan baik secara fisik, verbal, sosial ataupun psikologi. Perundungan dapat dilakukan olen siapapun dan dimanapun. Perundungan sering kali terjadi karena alasan sepele, namun tindakan tersebut dapat berakibat fatal. Terkadang perundungan juga terjadi karena memiliki alasan tertentu, seperti karena tidak menyukai seseorang.


Di Indonesia, perundungan sering terjadi terutama di jenjang pendidikan. Mirisnya para pelaku yang melakukan perundungan adalah para pelajar yang seharusnya menjadi generasi bangsa, malah melakukan tindakan yang tidak terpuji. Biasanya jika terjadi di jenjang pendidikan, tindakan perundungan sering dianggap lumrah karena dipikirkan oleh yang menyaksikan atau para guru, hal tersebut adalah tindakan bercanda antar sesama teman. Karena itu mereka terkadang bersembunyi dengan alasan bercanda agar dapat dibebaskan dari tuduhan terhadap tindakan yang mereka lakukan.


Seperti kasus yang terjadi pada MS (13), siswa SMPN16 Malang yang menjadi korban perundungan. Dilansir dari Kompas.com - Selasa (4/2/2020), korban harus menjalani Operasi amputasi dikarenakan jaringan pada kedua ruas jari tengah tangan kanannya mati. Selain itu korban juga mengalami trauma psikis dan sering menangis karena kehilangan jarinya. Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengatakan tubuh MS sempat diangkat beramai-ramai oleh temannya dan dibanting di atas lantai paving sekolah oleh teman-temannya. "Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving dalam kondisi terlentang," kata Leonardus.


Mirisnya Kepala Sekolah SMPN16 Malang, menyebut tindakan kekerasan tersebut bukan kesengajaan dan hanya bercanda. Zubaidah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, juga berpendapat sama. Hal tersebut membuat Kepala Sekolah SMPN16 Malang dan Wakilnya dipecat. "Tidak usah menunggu waktu. Sekarang sudah ditarik. Kepala sekolah sudah ditarik begitu juga dengan waka (wakil kepala sekolah)," kata Sutiaji di Balai Kota Malang, Pemecatan mengacu PP Nomor 53 Tahun 2015 tentang Disiplin Pegawai dan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan. Sedangkan Zubaidah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, mendapatkan peringatan atas pendapatnya yang tak sesuai kejadian.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi menetapkan dua tersangka anak yakni WS dan RK. "Kami akan komitmen terus untuk melakukan penyidikan pada kasus ini sampai jelas seluruhnya. Siapa yang berbuat apa dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di muka hukum," kata Leonardus.


Para pelaku mengaku melakukan hal tersebut karena iseng dan bercanda. Padahal dalam kasus perundungan ini, pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan dan HAM telah terjadi. Tindakan ini membuat kita miris, apalagi melihat korban dan pelaku yang masih dibawah umur bisa melakukan hal seperti ini. Seharusnya mereka, para pelaku bisa menjadi generasi bangsa yang berpedoman pada pancasila, bukan malah melakukan penyimpangan akan nilai-nilai kemanusiaan.


Sebagai manusia yang sadar akan norma harusnya menjaga nilai-nilai kemanusia, karena jika kita yang mengalami hal yang tidak menyenangkan pasti akan tidak nyaman. Apapun tindakan yang merugikan suatu pihak tidak akan dibenarkan, meskipun alasan tersebut hanya keinsengan atau bercandaan semata, karena semua itu memiliki dampak. Hal itu membuat kita sadar sebelum melakukan suatu hal harus memikirkan sebab akibat perbuatan tersebut.


Mulai sekarang, semua masyarakat Indonesia khususnya generasi bangsa harus mengerti dan paham akan nilai-nilai pancasila, karena sebagai warga negara yang berpedoman terhadap pancasila harus mengamalkan nilai-nilai didalamnya. Jika tidak bisa mengamalkan semua nilai yang ada setidaknya menjaga perbuatan dan ucapan agar tidak melakukan penyimpangan, terutama pada nilai kemanusiaan. Karena penyimpangan terhadap nilai kemanusiaan lebih sering terjadi dikalangan masyarakat awan secara sengaja maupun tidak sengaja.

Rujukan
Kompas.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun