Mohon tunggu...
Yuliawatie
Yuliawatie Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Lahir dan besar di Prov.Papua Barat, memilih kuliah di bidang pendidikan pada salah satu perguruan tinggi di Papua, dan mengabdi di bidang pendidikan sejak 1997 di Mimika ( Prov. Papua Tengah). Suka belajar dari beragam budaya, mengenal banyak orang untuk trampil berkomunikasi , motivator untuk peserta didik, suka baca buku terutama yang berkaitan dengan sejarah,biografi , serta berbagi ilmu dan pengetahuan yang manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaring Kegembiraan Belajar Bahasa Inggris Pemula

26 Agustus 2024   14:37 Diperbarui: 26 Agustus 2024   14:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu dari deretan mata pelajaran yang harus diberikan pada peserta didik pada jenjang sekolah menengah pertama adalah mata pelajaran  bahasa Inggris. Tergolong mata pelajaran unik bagi sebagian peserta didik , terutama di daerah-daerah pinggiran dan pedalaman yang belum memiliki guru pengajar mata pelajaran tersebut. Terkadang, pepatah ' Tak ada rotan , akar pun jadi' bisa berlaku di satu sekolah. Pengertiannya, meskipun tak terdapat guru mata pelajaran bahasa Inggris di satu sekolah, maka siapa saja -guru honor atau anggota masyarakat yang memiliki kompeten- yang bisa mengajarkan, akan membantu mengajarkan  mata pelajaran bahasa Inggris, ketimbang tidak belajar mata pelajaran itu sama sekali.

Tantangan yang paling dominan saat mengimplementasikan mata pelajaran itu baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sesuai yang dituntut oleh struktur kurikulum dan revisinya ( kira -kira mulai dari  kurikulum 1994 beserta suplemen kurikulum tahun 1997, Kurikulum Berbasis Kompetensi 2003/2004 melanjutkan ke KTSP 2006, lalu Kurikulum 2013, dan sekarang Kurikulum Merdeka 2024) adalah  menciptakan suasana yang menyenangkan dan bermakna. Sehingga pada akhir pembelajaran itu sendiri, sebagian dari peserta didik itu berharap pertemuan berikutnya akan seperti itu dengan sederetan ungkapan ya, misalnya, "Bu, besok kita belajar begini lagi ya!", atau, " Bu, pertama saya kira bahasa Inggris itu susah, tapi sekarang saya mulai senang", atau "Kalau ada gambar-gambar seperti tadi  saya senang sekali, bu!", atau "Bu, saya masih belum paham, tapi saya mau belajar ".  Ungkapan-ungkapan mereka itu secara tidak langsung telah memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran mereka, dan juga proses pengelolaan kelas guru mereka.

Lalu, bagaimana menjaring kebahagiaan pebelajar  pemula dalam belajar mata pelajaran bahasa Inggris sehingga muncul berbagai ungkapan-ungkapan tadi?  Tentu bapak dan ibu guru memiliki teknik tersendiri yang disesuaikan dengan kreatifitas dan inovasi saat mengajar dengan sumber-sumber belajar yang tersedia di  sekolah dan lingkungan.   

Kreatifitas seorang guru untuk melayani para peserta didik dengan inovasi yang menggunakan sumber-sumber daya yang ada disekitar sekolah, dan menyesuaikan konteks yang ada. Misalnya, dari sederetan topik yang ada di kelas tujuh, para guru bisa menyesuaikan dengan kemampuan awal peserta didik. Ada yang sama sekali belum pernah mempelajari bahasa Inggris pada jenjang sekolah Dasar, sehingga para guru boleh menurunkan tingkat kesulitan dalam topik . Kalau perkenalan yang disajikan halaman buku teks ada lima poin , atau bahkan lebih, maka para guru bisa menyesuaikan dengan dua atau tiga poin, sehingga peserta didik tidak merasa dibebankan untuk hal yang masih sangat baru bagi mereka,terutama berkaitan dengan ketrampilan berbicara. Bagi  peserta didik yang masih' slow-respon' , boleh juga dibantu dengan  beberapa kali mengulang ( to imitate ). 

Ketika topik tentang 'Shopping' misalnya, para guru tak bisa memaksakan kehendak untuk peserta didik memahami pusat perbelanjaan yang ada dalam buku teks , namun boleh digantikan dengan praktek jual beli sayur -mayur dalam kelas, secara berkelompok, mengingat konteks sekolah berada pada daerah penghasil sayur mayur. Para guru boleh memperkenalkan ungkapan awal dan responnya, angka dalam jumlah puluhan dan ratusan, sehingga demonstrasi pasar kecil di depan kelas, bisa terjadi. Ini terutama dalam mengasah keberanian berdiri di depan kelas dan menyampaikan pertanyaan atau pun merespon pertanyaan dalam praktek berbahasa Inggris,untuk mempertajam ketrampilan berbicara dan menyimak. Pada daerah pingiran ataupun pedalaman yang tak terkoneksi dengan akses internet, penggunaaan sumber belajar di sekitar sekolah bisa membantu,. Misalnya, dalam topik  'Things around us', akan sangat asing bagi para peserta didik yang tak pernah melihat hewan'Kerbau di sawah", untuk membuat lebih konteks ,  hewan kerbau di sawah, boleh di ganti dengan  'kepiting di daerah mangrove '. Kertas bekas, karton bekas,  kalender belas   dan majalah bekas bisa dijadikan media gambar untuk menambah perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun