Mohon tunggu...
Yulia SuryaNingsih
Yulia SuryaNingsih Mohon Tunggu... Lainnya - -

Dosen Pengampu : Irfan Dahnial, S.Pd, M.Pd Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Belajar dari Rumah Menjadi Tantangan Besar karena Terbatasnya Teknologi dan Akses Internet

15 April 2020   21:33 Diperbarui: 15 April 2020   21:54 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang sama-sama kita ketahui, pandemi virus corona telah mewabah keseluruh benua termasuk negara Indonesia.  Gerakan Belajar dari rumah, Bekerja dari rumah, dan Ibadah di rumah saat ini telah diterapkan untuk memutus rantai penyebaran penularan virus corona. Namun, gerakan belajar dari rumah ini lebih berdampak negatif karena tidak terjadinya komunikasi dua arah yang seperti biasanya dilakukan para siswa dan guru diruang kelas.

Yang Perlu Diperhatikan

Tidak semua infrastruktur memadai disetiap desa, dan tidak semua para siswa berasal dari keluarga yang berkecukupan. Hal ini merupakan tantangan yang harus diperhatikan oleh pemerintah karena pembelajaran berbasis online hanya bisa dilaksanakan ketika akses teknologi dan internet bisa digunakan. Jika hal ini tidak bisa digunakan, maka satu-satunya cara ialah memberi banyak pekerjaan rumah (PR) bagi para siswa yang membuat siswa terbebani sehingga imun dan kesehatan siswa menurun.

Bukan hanya siswa, peran orang tua menjadi lebih besar untuk membantu siswa dalam memantau anaknya dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa tidak bisa melakukan konsultasi kepada guru jika membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam terkait materi yang diajarkan sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan disini.

Tip Belajar di Rumah

Dikutip dari CNN, hal pertama yang harus disadari oleh para orang tua adalah belajar di rumah tidak sama dengan di sekolah. Para orang tua harus memaklumi jika anak tidak bisa fokus selama belajar di rumah.

Orang tua bisa melakukan upaya untuk membuat kegiatan belajar lebih menyenangkan dengan cara melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu orang tua juga harus bisa bersikap fleksibel untuk mengajak anaknya mengerjakan tugas yang diberi oleh guru.

Untuk para guru diharapkan tidak monoton dalam memberi tugas, guru bisa memberi tugas yang melibatkan peran aktif sang anak. Misal dengan cara membuat handsanitizer, membuat mainan dari kardus bekas, atau botol air mineral bekas, hiasan dari biji-bijian, origami, membuat boneka dari kain perca, dan sebagainya.

Guru bisa meminta bantuan orang tua melalui tugas yang diberikan. Tentang langkah-langkah atau cara membuatnya. Bisa difoto atau divideo dari bahan hingga jadi. Atau bisa juga dengan cara menuliskan laporan dalam bukunya. Mulai dari nama kegiatan, alat dan bahan, dan cara membuatnya.

Dengan demikian guru dan siswa sudah mengajarkan kecakapan hidup sekaligus membuat suatu laporan. Bila hal itu dilakukan, anak akan lebih asik belajar di rumah, sementara orang tua pun aktif mendampingi anak. Selain mengerjakan tugas, anak juga bisa diajarkan nilai-nilai agama, dan pendidikan karakter untuk menanamkan kebiasaan baik dan membangun karakter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun