Mohon tunggu...
Yuli Astuti
Yuli Astuti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berusaha selalu tersenyum dan berpikir positif, menjalani hidup apa adanya dan menerima semua dengan lapang dada agar hati tenang dan hidup menjadi ringan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Tabung Elpiji Bisa Meledak

4 Agustus 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

" Sebarkan pengetahuan ini, barangkali bisa menyelamatkan jiwa seseorang " Kata penutup dari sebuah email yang aku baca di milis membuat aku ingin menuliskannya di Kompasiana. Dengan sedikit merubah dan menambah isi tulisan berharap  semoga bermanfaat buat rekan rekan Kompasianers.

Belakangan berita mengenai tabung gas yang meledak lebih sering terdengar. Hampir setiap hari terjadi peristiwa meledaknya tabung gas elpiji di tempat yang berbeda dan selalu saja di ikuti dengan jatuhnya korban jiwa membuat kita miris dan sekaligus was was jangan jangan kita korban selanjutnya.

Pemerintah dituding sebagai pihak yang paling  bertanggung jawab atas jatuhnya korban. Karena terlalu tergesa sehingga Tabung Gas 3 kg berwarna hijau bersama dengan komponen komponennya dibuat dengan asal asalan, juga dianggap terlalu dipaksakan meskipun sosialisasi terhadap masyarakat yang belum terbiasa menggunakan gas elpiji masih kurang.

Semua berita mengenai ledakan gas tidak pernah memperlihatkan tabung yang pecah karena meledak. Tabung tak akan meledak pada suhu normal ( tekanan 7 atmosfer ) karena sudah di rancang tahan sampai tekanan 28 atmosfer. Pada kenyataannya tabung di lempar lempar dan dibiarkan dibawah terik matahari tanpa masalah karena terbuat dari baja dan lasan yang kuat, sekalipun pada tabung tanpa logo SNI yang katanya buatan Cina tapi berlogo Pertamina.

Mekanisme pemasangan regulator untuk tabung 3 dan 12 kg adalah tipe Clip on yang merupakan  favorit karena kemudahannya dalam memasang dan melepaskannya. Tabung, katub, regulator dan selang bukanlah penyumbang utama dalam musibah meledaknya tabung elpiji, Tekanan yang masuk ke regulator adalah tekanan penuh dari elpiji ( di Indonesia berkisar antara 5-7 atmosfer kira kira sama dengan tekanan kompresor tambal ban di pinggir jalan ) tergantung campuran antara elpiji dan suhu ruang. Tekanan sebesar ini sepenuhnya harus di tahan oleh  sekat. Sekat yang dimaksud adalah cincin yang terbuat dari karet berwarna hitam.

Kemungkinan besar, elpiji bocor dari tabung melalui celah antara katub tabung dan regulator, lantaran sekat tidak bekerja dengan baik. Inilah tempat kebocoran utama yang dapat membuat ruangan dipenuhi gas sehingga gampang meledak jika ada sedikit saja percikan api. Dan ini merupakan sambungan paling rawan. Bocor atau tidaknya ditentukan oleh kualitas cincin penyekat ini. Tapi bila mulut katub pada tabung penyok atau cuil berat pada bagian tengahnya, cincin penyekat sebaik apapun tidak dapat mencegah kebocoran.

Dua sambungan lain yaitu antara regulator dan selang juga antara selang dan kompor jika bocor tidak akan membuat ruangan menjadi eksplosif. Karena tekanan dalam selang atau tekanan keluar dari regulator sangat rendah, hanya sekitar  1,03 atmosfer. seandainya dibuat lubang pada selang menggunakan tusukan jarum pun tidak akan keluar. dan seandainya keluarpun akan dengan cepat menyebar dibandingkan dengan kebocorannya.

Regulator clip on biasanya mempunyai kapasitas membatasi aliran gas yang keluar sebanyak  2 kg/jam. Kebocoran pada sekat dengan kualitas tidak baik bisa lebih dari 2 kg/jam.  Jadi kalo terjadi kebocoran yang tidak diketahui selama 1 jam bahaya mengancam. Gas sebanyak 2 kg dalam dapur dengan ukuran sedang dapat meledak bila terpicu bunga api dari saklar lampu yang dinyalakan atau dimatikan.

Kepala kompor yang normal kapasitasnya hanya sekitar seperempat kg/jam. Dapur menjadi berbahaya bila ada satu kepala kompor yang tidak ditutup dalam semalam.

Sebagai langkah pengamanan, elpiji yang beredar di masyarakat diberi bau. Biasanya dipakai Ethyl mercaptan, senyawa hidrokarbon dan belerang yang berbau seperti durian atau telur busuk. Senyawa ini harus dilarutkan dengan baik dalam elpiji, agar jika terjadi kebocoran keluar dan memberi peringatan.

Jadi masalah utama terletak pada penyekat karet kecil dan pembau, bukan pada tabung, regulator, selang atau kompor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun