Membacakan cerita atau mendongeng kepada anak adalah sebuah salah satu praktik penting untuk mengembangkan kemampuan literasi dan karakter anak. Kegiatan ini sedini mungkin dapat dilakukan oleh orang tua dan juga pendidik Anak Usia Dini.Â
Di dalam mendengarkan cerita, setidaknya anak-anak akan belajar untuk menangkap bahasa dan juga emosi melalui cara yang menarik. Namun, sayangnya masih banyak orang tua atau pendidik Anak Usia Dini (AUD) yang tidak melihat hal ini sebagai sesuatu yang penting. Mereka belum melihat keuntungan yang didapat dari kegiatan bercerita kepada anak.
Melihat akan kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran orang tua dan pendidik AUD, maka Mahasiswa dan dosen Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) dari Petra Christian University (PCU) melakukan kegiatan Service Learning dan pembinaan kepada orang tua wali murid di KB Nirmala, Sidoarjo.Â
Kegiatan service learning dari mata kuliah Mendongeng bagi AUD ini dilakukan sejumlah 4 kali pertemuan pada bulan Oktober dan November. Ada 11 mahasiswa yang bergantian bercerita kepada para murid di sana.Â
Para mahasiswa bercerita dari materi cerita yang mereka buat sendiri yang bertemakan karakter sesuai Buah Roh yang ada di Kitab Galatia 5: 22-23. Para murid menunjukkan ketertarikan di dalam mendengarkan cerita-cerita yang ada.
Untuk pembinaan bagi para orang tua wali, dosen melakukan pertemuan "Parenting Class" dalam dua kali pertemuan. Yang pertama di lakukan pada tanggal 28 November 2022 dengan tema "Pentingnya Bercerita pada Anak" dan 30 Januari 2023 dengan tema "Pengaruh Gadget pada Perkembangan Anak".Â
Orang tua wali mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Beberapa peserta hadir mengajukan pertanyaan dan juga berbagi pengalaman di dalam pertemuan tersebut.
Di dalam materi pertama mengenai Pentingnya Bercerita kepada Anak, dosen pemateri menjabarkan akan kondisi lingkungan kita yang semakin hari semakin berkembang.Â
Masyarakat kita sekarang di dalam masyarakat industry 4.0 dan menuju kepada industry 5.0. Pesatnya perkembangan ini menuntun banyaknya skills atau kemampuan yang baru, salah satunya adalanya kemampuan literasi yang baik.
Lalu pertanyaannya adalah, apakah anak-anak kita siap untuk memasuki kondisi masyarakat yang terus berkembang ini? Apakah mereka sudah diperlengkapi dengan kemampuan literasi yang mumpuni?
Di dalam data yang ditunjukkan oleh Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 69 dari 77 negara yang tergabung di dalam OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).Â
Tes ini dilakukan untuk dapat mengukur kemampuan peserta didik pada rentang usia 15 tahun dengan melakukan tiga objek penilaian yaitu literasi sains, literasi matematika, dan membaca. Selain itu, di dalam laman Ruang Guru ditampilkan beberapa data mengenai kemampuan dan minat baca anak Indonesia.Â
Yang pertama data dari UNESCO pada tahun 2012 menunjukkan bahwa indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001 atau dari 1000 orang hanya 1 orang yang memiliki minat membaca. Dan selain itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud juga menemukan bahwa kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia hanya 37.6 saja dan itu pun hanya membaca tanpa memahami artinya.Â
Fakta dari data-data ini sungguh menggelisahkan hati, namun di sisi lain harusnya memberikan kita motivasi untuk dapat bersumbangsih meningkatkan minat baca anak sejak dini.
Menimbulkan minat membaca kepada anak sejak dini itu sangatlah penting. Hal ini dikarenakan enam tahun pertama usia anak itu disebut sebagai periode keemasan atau Golden Age.Â
Periode ini disebut sebagai periode sensitif atau peka dimana anak-anak menyerap dengan baik segala stimulasi yang diberikan kepada mereka. Periode ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena pada fase ini pertumbuhan anak berkembang begitu pesat. Penelitian mengatakan sekitar 50% kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia 4 tahun.Â
Maka itu, pada periode penting ini orang tua atau pendidik AUD dapat memulai membacakan cerita-cerita yang baik kepada anak-anak mereka sejak dini. Dengan membacakan cerita akan menstimulasi perkembangan bahasa, sosial emosional, kognitif, dan juga menanamkan karakter yang baik sejak dini.
Mungkin ada beberapa orang tua atau pendidik AUD yang ingin memulai bercerita kepada anaknya, tetapi bingung memulainya. Sesungguhnya ada beberapa cara sederhana untuk memulai bercerita kepada anak:
- Bacakan buku sedini mungkin.
Tidak perlu menunggu anak usia sekolah atau dapat membaca untuk bercerita kepada mereka. Sedini mungkin anak bisa dibacakan cerita. Tentunya cerita dan medianya dapat disesuaikan dengan usianya.
- Bacakan buku dengan rutin setiap hari.
Konsistensi di dalam bercerita kepada anak akan menimbulkan minat anak terhadap membaca itu sendiri.
- Invenstasi buku.
Harga buku anak memanglah tidak murah, tetapi orang tua dan juga lembaga PAUD harus mulai menginvestasikan dana untuk dapat membeli buku anak yang baik.
- Meminjam buku di perpustakaan umum/ Taman Baca Masyarakat.
Jika orang tua atau lembaga PAUD memiliki keterbatasan dana di dalam membeli buku, maka salah satu solusinya adalah dengan meminjam buku di perpustakaan atau Taman Baca yang ada di lingkungan masyarakat.
- Menggunakan e-book.
Penggunaan e-book atau buku digital di gawai dapat menolong orang tua yang tidak memiliki buku fisik untuk dapat bercerita kepada anak dengan media digital.
- Bercerita dengan menarik kepada anak: intonasi, ekspresi, dan media yang menarik.
Orang tua atau pendidik dapat menggunakan nada suara, ekspresi, dan media yang menarik sesuai dengan cerita yang akan dibawakan. Hal ini akan menolong anak memahami cerita lebih baik dan menerima emosi dari cerita yang dibawakan.
- Arahkan anak untuk mengisi waktu dengan membaca.
Selain bercerita kepada anak, orang tua atau pendidik PAUD dapat mengarahkan anak untuk dapat memiliki waktu sendiri untuk membaca.
Setelah "Parenting Class" selesai, beberapa orang tua menyampaikan pertanyaan dan ada juga yang memberikan kisah bagaimana ia mulai bercerita kepada anaknya sejak dini. Interaksi antara pemateri dengan peserta membuat kelas parenting ini menjadi hidup.Â
Kiranya kegiatan yang diadakan di KB Nirmala ini dapat bermanfaat bagi murid-murid, orang tua wali murid, lembaga PAUD, serta mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah Mendongeng bagi AUD. (Yulia Setia)
Sumber:
https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/mengenal-masa-golden-age-pada-anak/
https://www.ugm.ac.id/id/berita/21802-pentingnya-masa-golden-age-anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H