Mohon tunggu...
Yulia Santi
Yulia Santi Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Di Universitas Pamulang dan seorang karyawan di salah satu perusahaan posisi saya saat ini sebagai sekretaris. Background saya saat ini sebagai Mahasiswa sekaligus Karyawan. Memiliki komunikasi yg cukup baik di dukung oleh pengalaman organisasi yg cukup aktif selain itu saya mudah beradaptasi dan saya yakin bisa mengimplementasikannya di pekerjaan saya, selain itu ketika melakukan suatu pekerjaan saya sangat teliti dan selalu mengerjakannya tepat waktu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Radikalisme Kewarganegaraan sebagai Upaya Mengatasi Radikalisme

28 Juni 2024   10:16 Diperbarui: 28 Juni 2024   11:08 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Redikalisasi adalah fenomena yang semakin meningkat di seluruh dunia, di mana individu atau kelompok mengambil tindakan ekstremis untuk mencapai tujuan mereka. Ini bisa mencakup tindakan seperti terorisme, sabotase, atau penggunaan kekerasan untuk memaksakan keyakinan mereka. 

Menurut Nur Salim (2018) radikalisme merupkan embrio lahirnya terorisme. Radikalisme ialah gerakan yang diharapakan guna terwujudnya perubahan secara menyeluruh serta bersifat revolusioner melalui memutarbalikan ukuran yang ditetapkan secara total melalui tindakan kekerasan(violence)sertatindakan tindakan yang sangat berbahaya. Terdapat tanda yang mampu diketahui melalui sikapserta paham radikal.

Redikalisasi dapat memiliki konsekuensi yang sangat merugikan, termasuk kekerasan, kekerasan, dan kerusuhan sosial. Untuk mengatasi redikalisasi, penting untuk memahami penyebab dan faktor-faktor yang mempromosikan redikalisasi. Salah satu faktor utama adalah kurangnya inklusi dan partisipasi politik. Ketika individu atau kelompok merasa tidak terwakili atau tidak memiliki suara di pemerintahan, mereka mungkin beralih ke tindakan ekstremis sebagai cara untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka. 

Cara lain untuk mengatasi redikalisasi adalah dengan mempromosikan pendidikan dan kesadaran tentang bahaya redikalisasi. Ini dapat melibatkan program pendidikan yang mengajarkan tentang pentingnya demokrasi, inklusi, dan partisipasi politik, serta kesadaran tentang konsekuensi negatif dari redikalisasi. 

Selain itu, penting untuk mengatasi penyebab-penyebab mendasar redikalisasi, seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, kita dapat mengurangi kemungkinan individu atau kelompok beralih ke tindakan ekstremis. Pada akhirnya, mengatasi redikalisasi membutuhkan pendekatan multifaset yang melibatkan kombinasi tindakan pemerintah, pendidikan, dan inisiatif masyarakat. Dengan bekerja sama untuk mengatasi penyebab-penyebab mendasar redikalis mempromosikan inklusi dan partisipasi politik, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya redikalisasi dan mempromosikan masyarakat yang lebih aman dan inklusif.

Terorisme adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan memaksakan keyakinan mereka atau mencapai tujuan tertentu. Ini bisa mencakup tindakan seperti bom, sabotase, atau penggunaan kekerasan lainnya untuk mencapai tujuan mereka. Terorisme dapat memiliki konsekuensi yang sangat merugikan, termasuk kekerasan, kekerasan, dan kerusuhan sosial.

Terorisme dapat berasal dari berbagai aliran politik, termasuk ekstremisme sayap kiri dan kanan, serta gerakan agama dan nasionalis. Terorisme dapat menjadi ancaman bagi stabilitas dan keamanan negara-negara, dan dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan kekerasan.

Untuk mengatasi terorisme, penting untuk memahami penyebab dan faktor-faktor yang mempromosikan terorisme, dan mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Salah satu cara untuk mengatasi terorisme adalah dengan mempromosikan inklusi dan partisipasi politik. Ini dapat melibatkan program pendidikan yang mengajarkan tentang pentingnya demokrasi, inklusi, dan partisipasi politik, serta kesadaran tentang konsekuensi negatif dari terorisme.

Selain itu, penting untuk mengatasi penyebab-penyebab mendasar terorisme, seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, kita dapat mengurangi kemungkinan individu atau kelompok beralih ke tindakan terorisme.

Pada akhirnya, mengatasi terorisme membutuhkan pendekatan multifaset yang melibatkan kombinasi tindakan pemerintah, pendidikan, dan inisiatif masyarakat. Dengan bekerja sama untuk mengatasi penyebab-penyebab mendasar terorisme, mempromosikan inklusi dan partisipasi politik, dan mempromosikan pendid kesadaran tentang bahaya terorisme, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya terorisme dan mempromosikan masyarakat yang lebih aman dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun