Mohon tunggu...
Yuli Dewi
Yuli Dewi Mohon Tunggu... -

Aku adalah seorang ibu, social worker yang mengerti sedikit tentang ilmu psikologi. Mengagumi keunikan manusia dalam mengungkapkan cerita hidup mereka dan bermimpi untuk bisa mewujudkan cerita-cerita sendiri dalam untaian tulisan indah….

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Debat Kusir Kontroversi Hati vs Nyanyian Biduan yang Sangat Menyedihkan

24 September 2013   11:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:28 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalam sebuah stasiun tv swasta nasional menayangkan sebuah acara "DEBAT" yang bertajuk "Kontroversi Vicky vs Nyanyian Biduan". Sebetulnya saya tidak begitu jelas menyaksikan acara itu pada saat live semalam, sehingga untuk membayar rasa penasaran saya, saya pun kemudian mencari nya di youtube. Hasilnya, tak kurang ada dari 5 link yang bisa anda temukan jika anda mengetik judul acara tersebut.

Sebelumnya saya suka melihat acara debat di tv nomor satu ini. Karena dulu dia suka membedah sesuatu isu, yang kebetulan biasanya bertema politik ataupun hukum dengan kaidah kebebasan berfikir. Minimal, dengan acara ini, penonton Indonesia diperkenalkan dengan aturan-aturan berdiskusi santun, dimana ada narasumber yang menguasai, ada moderator yang menengahi dan ada beberapa pihak yang mungkin tidak searah dalam berpendapat.

Berbeda sekali dengan acara debat yang semalam. Saya bisa bilang bahwa acara ini menyedihkan, minimal menurut saya karena beberapa alasan, yaitu :

1. Pemilihan tema, sebuah tv nasional mencari sebuah tema hot dari infotaintment

2. Kaidah-kaidah diskusi sama sekali tidak digunakan, seperti menghargai pendapat orang lain, melihat konteks dengan isi diskusi

3. Situasi yang dibangun. Acara debat ini disuguhkan dengan menghadirkan narasumber dan pihak-pihak yang pastinya memiliki asumsi/ niatan yang berbeda-beda. Bisa jadi memang ada yang ingin mengklarifikasi kebenaran, dan bisa jadi pula ada yang memang  mau numpang tenar. Namun setting situasi yang dibangun di antara penonton yang dihadirkan, yang bisa jadi 50 an orang di studio, sungguh tidak pas untuk melihat perdebatan kusir ini

4. Nilai pembelajaran. Acara debat ini ditayangkan di tengah-tengah jam yang tepat, dimana semua orang tengah istirahat dan menonton tv. Jam dengan rating tertinggi. Setiap acara yang muncul, bisa dimaknai pembelajaran yang berbeda-beda. Saya tidak membayangkan bagaimana jika cara-debat yang diperlihatkan ini ditonton oleh kalangan remaja yang minim keahlian dalam berdiskusi. Mereka pasti dengan mudah akan men-copy paste etika berdiskusi yang diperlihatkan.

Di akhir kesimpulan tentang acara ini. Saya harus menerima sebuah kenyataan bahwa tv nasional ini sekali lagi tidak mendapat tempat di hati saya, karena sebuah suguhan kemasan acaranya yang seperti ini. Sebuah nasehat buat programer acara tv ini untuk lebih arif memilih tema untuk ditampilkan. Fikirkanlah sebuah niat yang baik, ditengah tuntutan komersialis penyiaran tetapi juga sebuah cara untuk mengajarkan penontonnya beretika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun