Mohon tunggu...
Yuli Dewi
Yuli Dewi Mohon Tunggu... -

Aku adalah seorang ibu, social worker yang mengerti sedikit tentang ilmu psikologi. Mengagumi keunikan manusia dalam mengungkapkan cerita hidup mereka dan bermimpi untuk bisa mewujudkan cerita-cerita sendiri dalam untaian tulisan indah….

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Strategi ala Prabowo Subianto

20 Juni 2014   17:02 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belajarlan strategi, karena strategi adalah bagian dari lingkungan yang kita hadapi. Kita dari dulu diajarkan untuk menjadi baik, Bapak2 ibu2 kita mengajarkan: nak, jadi orang yang baik, kalo besar membantu orang, membantu tetangga...Kalau strategi tidak begitu (sambil mengacungkan buku di tangan kirinya). Strategi mengajarkan, kalau perlu kou rampok tetanggamu yang sedang kesusahan. (Dilanjutkan) strategi kelima mengajarkan, loot a burning hourse, rampoklah rumah yang sedang terbakar. Arti daripada strategi ini, penjelasan aslinya adalah Jika rumah sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul untuk mencuri harta kekayaannya...saya ulangi (diulangi kembali arti strategi ini.)

(Pembelajaran strategi oleh Prabowo. http://www.youtube.com/watch?v=7hmzomspHhI.

Iseng sekali saya menghabiskan waktu untuk melihat video ini, tapi apapun itu adalah sebuah ilmu, yang tidak ada ruginya juga untuk diketahui. Awalnya ada sebuah berita yang menggelitik pikiran saya pagi ini. Berikut linknya..https://id.berita.yahoo.com/video-prabowo-rampok-tetanggamu-yang-kesusahan-202352538.html

Dari sekilas baca berita tersebut, pikiran awam (Common sense) saya adalah wah, licik sekali pemikiran orang ini. Tidak berempati dan kejam. Namun saya tidak ingin terjebak dalam pemikiran tersebut dalam menilai seseorang, kemudian saya mencari dan menemukan sebuah referensi. Mungkin referensi inilah yang dipakai oleh dia.

http://changingminds.org/disciplines/warfare/36_strategems/36_stratagems_5.htm

Ternyata “Loot the burning hourse adalah 1 dari 36 strategi perang ala Cina.” Setelah membaca arti strategi dari referensi aslinya, saya baru paham bahwa strategi ini memang pernah diterapkan di kala peperangan di Cina. Dan saya percaya dengan cara/ seni berperang Cina yang memang dari sejarah cukup dikenal hebat di dunia.

Namun kembali lagi ke “kuliah” strategi yang dibawakan Prabowo di depan “pemuda2 pancasila” yang saya yakin usianya tidak muda lagi. Bahkan di video itu beliau bicara di depan bapak2 dan ibu dengan usia dewasa lanjut.

Yang diajarkan adalah tentang bagaimana strategi itu berbicara, bahwa segala cara apapun bisa dilakukan, bahkan dengan menggunakan kesempatan dalam kesempitan sekalipun. Saya bukan ahli perang, namun saya ingin mengulas dari sedikit ilmu yang saya miliki, melalui perspektif psikologi, yang mungkin masih sangat dangkal saya kuasai.

üMakna dari strategi ini adalah, perhatian manusia sangat terbatas. Banyak hal yang mampu mengalihkan perhatiannya, apalagi ketika dia sedang menghadapi banyak permasalahan. (Ini adalah arti dari si burning house itu). Atau biasa disebut dengan Selective Attention.

üDalam strategi perang, sangat mungkin jika kemungkinan menang didapatkan ketika kita menyerang pada saat mereka lemah.

üNamun apakah strategi ini tepat dipilih oleh Prabowo karena di kalimat sebelumnya dia mengangkat tentang konsep kebaikan. Dalam kalimat, “Kita dari dulu diajarkan untuk menjadi baik, Bapak2 ibu2 kita mengajarkan nak, jadi orang yang baik, kalo besar membantu orang, membantu tetangga…dari rumus logika, ada pertentangan antara premis 1 dan premis 2 yang dia angkat.

üSungguh Prabowo sudah mengangkat tentang kebaikan, nilai altruisme yang dimiliki oleh setiap orang, kenapa kemudian dia pertentangkan dengan “kalau perlu rampoklah tetanggamu yang sedang kesusahan…????

üHal ini menunjukkan bahwa, Prabowo lebih menyukai tentang konsep berperang, melukai, dan mendapatkan kemenangan. Dibanding dengan nilai altruis, prososial, kebaikan dan perdamaian.

Namun pernyataan terakhir saya ini hanya persepsi saya pribadi, yang bisa jadi salah atau kurang data, karena saya tidak memahami konteks dimana dan bagaimana dia berbicara tentang strategi ini. Namun, minimal ini adalah menjadi hipotesa saya, secara pribadi tentang konsep nilai yang lebih dipilih oleh Prabowo, Konsep Perang atau Altruisme.

Jika nanti pada saat debat selanjutnya (konsep hankam) yang kebetulan dimoderatori oleh dosen yang mengajarkan saya tentang Hukum Perang atau Hukum Humaniter Internasional, Prof Hikmahanto, dia mengungkap strategi perang dia dengan cara/ nilai berbeda, berarti kita bisa menilai konsisten atau tidakkah dia sebagai seorang calon pemimpin dalam menafsirkan makna strategi pada orang lain. Karena pidato itu disampaikan pada tahun 2004 jauh sebelum ada pilpres sekarang. Hanya waktu yang akan membuktikan….

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun