Mohon tunggu...
Yulia Rahmawati
Yulia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya

Menulis adalah salah satu cara mengabadikan ingatan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kita Janji Ya, Bertemu Kembali di Surga!

17 Maret 2024   22:08 Diperbarui: 17 Maret 2024   22:13 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pemkot Malang

Beberapa hari ini sosial media terutama TikTok sedang ramai membicarakan tentang serba-serbi Ramadhan. Banyak konten yang viral dan FYP (For Your Page) mengenai keseruan dan kelucuan selama bulan Ramadahan. Beberapa konten diantaranya yaitu trend nonis yang menyerbu takjil lebih awal daripada mereka yang muslim. 

Hal demikian membuat umat Islam kehabisan takjil saat mendekati jam buka puasa. Konten seru tersebut mendapat banyak komentar lucu dari warganet. Kebanyakan dari mereka saling beradu kelucuan di kolom komentar. Hingga ada salah satu content creator yang membalas para non islam yang meyerbu takjil dengan ancaman memborong telur saat mendekati paskah. Akibat sambutan baik para warganet, banyak content cretaor lainnya yang membuat konten yang serupa hingga fyp tiktok dipenuhi dengan video perilah serba-serbi ramadhan. 

Tidak berhenti disitu baru-baru ini muncul sebuah video yang memperlihatkan sekelompok umat Islam yang sedang melakukan pawai obor melintasi depan gereja. Video tersebut menunjukkan sekelompok pemuda yang sedang melintas di depan gereja dengan pawai obor menyambut bulan Ramadhan. Disamping itu terlihat jamaah gereja yang melihat pawai obor dari balkon gereja. 

Sebagian dari mereka saling menunjukkan toleransi dengan mengacungkan tangan berbentuk love sebagai bentuk kedamaian antar umat beragama. Video tersebut telah ditonton sebanyak 2.1 Juta kali di kanal TikTok. Salah satu komentar yang sangat menyentuh banyak warganet yaitu komentar dari salah satu pengguna TikTok dengan username @Ssstttt yang mengatakan "Kita janji ya, bertemu lagi di surga". Komentar tersebut sukses mengundang haru para umat lintas agama. 

Fenomena demikian menunjukkan bahwa perbedaan agama bukanlah sebuah penghalang dalam membangun kemanusiaan. Justru dengan perbedaan masing-masing pemeluk agama dapat saling belajar dan saling menghargai. Melek akan toleransi antar beragama sudah saatnya dimasifkan mengingat Indonesia tidak hanya menganut agama Islam. 

Lelucon antara mayoritas dan minoritas membuktikan bahwa sudah banyak masyarakat yang berdamai dengan perbedaan. Sosial media yang kini dipenuhi oleh mayoritas Gen Z membuktikan bahwa pemuda juga turut berkontribusi aktif dalam peningkatan kesadaran toleransi beragama. Hal demikian menjadi angin segar bagi masa depan bangsa Indonesia untuk ikut serta menyongsong Indonesia Emas 2045. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun